Pengantar Redaksi: Pada 2 Februari teraslampung,com memuat berita berjudul "Denny JA Berbohong?: Sahrul Fuad Membongkar Modus Puisi Esai Hingga Menghasilkan Hits 7.502.981". Berita itu menjadi perbincangan secara luas di publik karena ada rahasia di balik pemasifan puisi esai-nya Denny JA. Agar informasi menjadi berimbang, berikut ini kami muat opini yang berseberangan, yaitu pendapat Wira Kusuma yang juga dimuat di www.inspirasi.co. Kami muat opini Wira Kusuma secara utuh.
***
Membongkar kesesatan Sahlul Fuad
– tentang situs puisi-esai.com
Oleh: Wira Kusuma
Tulisan Sahlul Fuad berjudul “Membongkar Statistik Puisi Esai Denny JA” yang belakangan ramai dibicarakan, bahkan menjadi berita di sebuah situs berita online, adalah analisis menggelikan yang pernah ada mengenai sebuah website/blog yang ramai dibicarakan. Lebih menyedihkan lagi adalah gerbong komentator yang menyukai, memuji, dan menyebarkan tulisan tersebut ke berbagai situs jejaring sosial.
Menyedihkan karena banyak di antara nama-nama pendukung analisis penuh asumsi dan fitnah yang ditulis Sahlul ini adalah para penyair, pegiat seni, dan lainnya. Saya mengerti tulisan Sahlul didasari atas ketidaksetujuan masuknya Denny JA pada buku 33 Tokoh Sastra Paling Berpengaruh yang menghebohkan itu, tapi membuat tulisan atau analisis yang seolah-olah argumentatif padahal penuh prasangka, asumsi, bahkan fitnah adalah tindakan menyesatkan yang tak bisa dimaafkan. Bagi para pendukung Sahlul, saya heran mengapa kebencian begitu mudah membuat mereka melupakan logika dan segera menjadi bodoh?
Dalam tulisan ini saya akan mengemukakan mengapa analisis Sahlul Fuad begitu mudah untuk dipatahkan. Pertama, Sahlul mengakui secara terang-terangan bahwa pertama-tama ia “googling” sejumlah situs web checker dan web analyzer seperti www.stathow.com, www.checkpagerank.net, dan www.fortiguard.com. Dengan tingkat pemahaman Sahlul yang seadanya itu, saya bisa mengerti bahwa dua website pertama bisa saja digunakan untuk “mengintip” statistik sebuah website/blog, tapi menggunakan fortiguard untuk melakukan itu benar-benar mengherankan. Fortiguard adalah situs penyedia jasa riset dan asistensi keamanan dan vulnerabilitas sebuah website, bukan web checkergratisan yang bisa dilakukan untuk mengecek sebuah website/blog.
Anggaplah Sahlul konon bisa mengintip statistik website puisi-esai dengan dua toolsyang ia sebutkan pertama, statshow dan checkpagerank, kita bisa menganggapnya sangat hebat dan seolah-olah mengerti teknologi. Tapi, come on, statshow dan checkpagerank hanyalah situs gratisan yang melakukan “estimasi”, bahkan “rough estimation”, terhadap sebuah situs berdasarkan aktivitas tertentu yang terekam situs pencarian seperti Google atau lainnya. Lagipula, hamper semua tools seperti ini tidak bisa diuji legitimasinya, karena masing-masing menggunakan cara perhitungan yang berbeda-beda: Itulah sebabnya hasil yang dikeluarkannya pun akan berbeda-beda. Situs-situs semacam ini hanya bisa dipakai untuk melihat informasi domain dan hosting secara umum, estimasi pengunjung website setiap hari dan setiap bulan (daily and monthly),estimate web value, estimate ads revenue, dan alexa rank.
Lalu apa itu alexa rank? Saya bisa menjelaskan ini panjang lebar pada Anda, juga memberikan kulaih tersendiri kepada Sahlul, tapi berikut saya berikan penjelasan sederhana: “In simple terms, Alexa Traffic Rank is a rough measure of a website's popularity, compared with all the others out there on the internet, taking into account both the number of visitors and the number of pages viewed on each visit” (Baca lebih lanjut: http://en.wikipedia.org/wiki/Alexa_Internet). Dengan penjelasan itu mudah-mudahan bisa dipahami bahwa alexa rank tak bisa ujug-ujug dipakai untuk mengukur dan menganalisis sebuah website/blog dari kapan website itu lahir hingga kapan website tersebut berhenti. Alexa rank hanyalah estimasi perbandingan dari setiap kunjungan sebuah website dibandingkan dengan seluruh kunjungan ke seluruh website yang ada di dunia.
Saya akan angkat topi untuk Sahlul jika ia melakukan analisis lain yang lebih masuk akal secara teknologi, bukan sekadar “googling” dan memasukkan “kata kunci” atau “nama domain”, atau sekadar klik kanan lalu save PNG image seperti pelajaran komputer Internet pertama anak-anak Sekolah Dasar. Juga barangkali akan lebih legitimate jika Sahlul meng-hire sebuah perusahaan penyedia web analyzer atau paling tidak menggunakan jasa berbayar web checker kelas premium. Mengapa ini penting? Karena sepengetahuan saya tidak ada satupun situs penyedia layanan checking/analyzing gratisan yang menampilkan statistik pengunjung sebuah website secara penuh dan akurat day by day, month by month, year by year. Mereka hanya menyediakan data terakhir yang bisa terlacak (recent data), yang dalam kasus website puisi-esai, pencapaian 7 juta hits terjadi pada tahun 2012 sedangkan Sahlul “berusaha menganalisisnya dengan tools gratisan” pada tahun 2014.
Kedua, dengan subjudul gagah berani “Pengujian Angka” Sahlul mencoba memvalidasi hits website puisi-esai dengan cara “right click-save-as” pada hit counter yang tersedia di web puisi-esai. Lalu ia membuka stats-counter plug-ins dan menginstallnya di blognya sendiri (saya harus menahan tertawa di sini), kemudian dengan penuh asusmi dan prasangka ia mencoba memasukkan angka tertentu bahkan hingga 9 miliar. Analisis macam apa ini?
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa hits adalah jumlah berapa kali sebuah halaman website (web page) dipanggil (didownload) oleh sebuah web browser, jadi bukan semata-mata stats yang diasumsikan Sahlul. Hits memang tidak mencerminkan visitor bahkan unique visitor secara langsung, hits juga bukan alat ukur terbaik untuk mengukur traffic sebuah website (baca: http://dianev.com/blog/2006/03/20/website-stats-what-are-hits/), tapi hits merupakan salah satu cara mengukur berapa kali sebuah website diunduh content-nya (dalam bentuk text, gambar, video dan lainnya) dari sebuah browser yang digunakan pengguna internet di manapun di dunia.
Kita bisa berdebat panjang soal teknis begini, dan boleh jadi perdebatannya kurang produktif karena tidak ada satupun pihak yang bisa menjadi acuan untuk memvalidasi kebenaran datanya (setidaknya sampai ada seseorang yang membayar jasa professional untuk melakukannya), tapi apa yang dilakukan Sahlul adalah kesesatan berpikir yang sangat menyedihkan untuk terus disebarkan. Ia melakukan analisis (atau diagnosis, meminjam bahasa Sahlul) tetapi terlebih dahulu diawali asumsi kotor dalam kepalanya. Hasilnya, ia keluar dengan sejumlah fitnah dan tuduhan yang seolah-olah benar padahal begitu rapuh. Lihatlah bagaimana Sahlul mencoba menghubung-hubungkan, utak-atik gathuk, antara apa yang terjadi di tanggal tertentu (rata-rata terjadi di 2013) dengan jumlah traffic website puisi-esai, boleh jadi itu berhubungan, tetapi sambil mempertanyakan darimana angka 7 juta hits puisi-esai.com Sahlul telah begitu saja melupakan data yang tercantum di website puisi esai bahwa hits 7 juta didapatkan pada tahun 2012.
Akhirnya, tulisan ini dibuat untuk mengklarifikasi salah kaprah massal yang terjadi. Barangkali kita boleh tak suka pada sesuatu atau membenci sesuatu, tetapi mempertontonkan kebodohan sambil membabi buta memfitnah seseorang di depan publik adalah kesesatan yang nyata. Dan mereka yang mendukung bahkan mengagung-agungkan kebodohan itu, bisa dibayangkan tingkat kesesatan dan kebodohannya.
Wira Kusuma| Pembelajar Web Programming dan Peminat Isu-isu Teknologi
No comments: