Warga sekitar Gunung Kelud dievakuasi (dok Tempo) |
Jakarta--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah korban meninggal akibat erupsi Gunung Kelud di perbatasan Kabupaten Kediri--Malang, Jawa Timur, sebanyak empat orang. BNPB membantah korban meninggal akibat erupsi Gunung Kelud ada tujuh orang, sebagaimana yang beredar selama ini.
"Setelah kami cek ulang ke Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang dan bertemu dengan Kepala Desa, BPBD dan TNI di lapangan dilaporkan bahwa informasi tersebut tidak benar. Ada beberapa korban yang dihitung dua kali dengan nama sebutan yang berbeda," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Senun (17/2).
Menurut Sutopo, tiga dari empat korban meninggal adalah warga yang sudah lant usia. Mereka tinggal di desa yang berada di radius tujuh kilometer dari puncak kawah Gunung Kelud.
“Tebal abu vulkanik di rumah korban di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang adalah 20cm.. Kami tegaskan, tidak benar juga informasi yang menyebutkan ada warga yang hilang. Sementara jumlah pengungsi karena rumahnya terancam erupsi Gunung Kelud ada 56.089 jiwa,” kata dia.
Keempat korban meninggal adalah:
1) Pontini alias Mbok Nya (60 tahun) warga Dusun Plumbang, Desa Pandansari, Kec Ngantang, Kab Malang. Meninggal karena sesak napas akibat abu vulkanik.
2) Sahiri alias Sair (70 tahun) warga Dusun Ngutut, Desa Pandasari, Kec Ngantang, Kab Malang, meninggal karena tertimpa tembok saat menunggu kendaraan evakuasi.
3) Sanusi (80 tahunL) warga Dusun Plumbang, Desa Pandansari, Kec Ngantang, Kab Malang karena sesak nafas saat berlindung di bawah meja.
4) Sutinah (97 tahun), warga Dusun Ngadirejo, Desa Sumberagung, Kec. Ngantang, Kab. Malang , meninggal karena sesak nafas
No comments: