Siang ini giliran saya membicarakan demam berdarah dengue (DBD). Mengapa ditambah kata dengue, oleh karena demam berdarah bisa juga bukan oleh virus dengue.
Ada 4 type virus dengue penyebabnya, tapi hanya 2 type yang sering berjangkit di kita. Sama-sama dibawa oleh nyamuk kebun belang-belang hitam-putih Aedes aegypti dan Aedes albopyctus.
Penyakit DBD berjangkit dan mewabah awal musim hujan, karena banyak air jernih tergenang. Nyamuk pembawa dengue tidak suka air keruh, bukan di comberan, bukan di rawa seperti nyamuk malaria, melainkan air tergenang yang tidak beralaskan tanah melainkan air di wadah, talang air, di lapak kulkas, jambangan bunga, selain ember, gentong, dan semua penampung air di rumah. Harus jernih dan tergenang tenang.
Tidak semua nyamuk kebun membawa virus dengue. Hanya apabila nyamuk pernah menggigit pasien DBD saja yang di tubuhnya membawa virus dengue. Gigitan nyamuk pembawa dengue memunculkan demam. Demamnya biasanya tidak turun dengan obat. Maka bila demam di lingkungan yang langganan (endemik) DBD, atau sedang ada pasien DBD, harus dicurigai sebagai DBD. Bahkan dokter pun sering kecolongan kalau menghadapi kasus demam karena demamnya tidak khas. Maka setiap demam lebih seminggu yang sukar turun, perlu dicurigai sebagai awal DBD.
Selain demam, pada anak biasanya disertai nyeri uluhati hebat, pada orang dewasa disertai mual hebat, selain nyeri kepala. Tidak selalu muncul gejala perdarahan. Gejala perdarahan tidak selalu yang nampak di kulit (bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk, yang bila ditekan tidak pudar atau ptechiae), atau bercak bilur-bilur, kalau bukan mimisan, atau gusi berdarah. Perdarahan organ dalaman tentu tidak kelihatan dari luar. Paling buang air besar hitam, tanda perdarrahan usus, atau lambung. Perdarahan bisa terjadi di semua organ. Perdarahan dalaman ini yang membawa pasien jatuh ke dalam syok DSS (dengue shock syndrome) yang sering berakibat kematian.
Yang terjadi pada infeksi dengue, terbentuk reaksi tubuh akibat masuknya virus yang membuat dinding pembuluh darah tubuh mengalami kebocoran. Cairan darah merembas ke jaringan, maka terjadi perdarahan di kulit, selain perdarahan organ-organ. Karena bocor, maka volume darah akan berkurang, sampai pada titik tertentu, tubuh tidak mampu toleransi lagi dengan kekurangan cairan darahnya, lalu terjadi syok (renjatan). Syok akibat kekurangan cairan darah inilah yang harus dicegah supaya tidak sampai merenggut nyawa. Caranya minum sebanyak mungkin bila demam dicurigai DBD. Kalau ada minum oralit (cairan elektrolit) sebanyak bisa. Tujuannya sekiranya benar kasus DBD, tubuh masih punya lebih banyak cadangan cairan sehingga masih tidak lekas jatuh syok. Begitu syok terjadi umumnya tidak terpulihkan lagi (irreversible shock), dan pasien tak tertolong.
DBD tidak ada obat selain infus cairan saja. Pada kasus yang berat, di mana dari penilaian laboratorium banyak kehilangan sel pembeku darah thrombocyt, dan Hb anjlok, diberikan juga transfusi darah kalau bukan transfusi sel pembeku darah (packed cell). Makin dini infus diberikan, makin kecil risiko terlambat ditolong. Hampir semua kasus DBD tertolong dengan infus. Hanya kasus berat, yakni bila menimbulkan perdarahan pada kelenjar anak ginjal suprarenalis yang biasanya langsung masuk ke dalam syok atau DSS yang tak tertolong itu.
Memastikan kasus suatu demam betul DBD dilakukan pemeriksaan darah laboratotium melihat adakah zat kekebalan terhadap virus dengue. Kita memeriksa IgM terhadap dengue, dan IgG untuk melihat apakah ini kasus demam dengue pertama kali, atau sudah infeksi ulangan atau DBD.
Serangan pertama kali virus dengue hanya menimbulkan demam dengue, tanpa perdarahan. Demam dengue biasa disebut "demam lima hari". Diobati, atau tidak diobati, demam lima hari akan sembuh sendiri. Ibu tidak menyadari kalau suatu demam pada anaknya itu demam lima hari, yang berlalu begitu saja. Baru bila serangan virus dengue pada tubuh yang sama untuk kedua kalinya yang akan memunculkan penyakit demam berdarah DBD (IgG tinggi).
Pada awal penyakit biasanya diperiksa sel pembeku darah thrombocyt yang hasilnya di bawah nilai normal. Kita tahu sel ini dipakai untuk menambal kebocoran yang terjadi pada pembuluh darah. Makin banyak dan meluas kebocoran pembuluh darah tubuh, makin berkurang thrombocytnya karena terpakai. Kalau normal jumlah thrombocyt 450 ribu/mm kubik darah, pada kasus DBD bisa tinggal beberapa ribuan saja. Demam dengan thrombocyt yang di bawah nilai normal harus dicurigai kemungkinan dengue. Bisa hanya demam lima hari, atau sudah DBD.
Sekarang ada cara baru mendeteksi adanya dengue yang lebih cepat mengenali DBD, yakni dengan pemeriksaan NS-One yang bisa lebih dini mendeteksi adanya infeksi dengue. Dengan demikian bisa lebih bersegera kasusnya ditangani. Begitu positif DBD, tidak ada pilihan harus segera diinfus, tak ada cara atau obat lain. Bisa di puskesmas, kalau bukan di RS. Setiap hari selama perawatan, thrombocyt sebagai indikator derajat kebocoran pembuluh darah diperiksa untuk menentukan apakah cukup hanya diberi infus, atau sudah memerlukan transfusi darah, atau tindakan lain. Begitu nilai thrombocyt sudah naik, itulah tanda mulai kesembuhan. Setelah thrombocyt mencapai 50 ribu, biasanya pasien diperbolehkan meninggalkan RS.
Satu yang perlu diperhatikan, selama perawatan sebaiknya pasien tidak banyak bergerak. Idealnya harus bed rest total, segalanya dilakukan di atas tempat tidur, bahkan untuk kencing dan buang air besar pun. Mengapa? Oleh karena pergerakan yang berlebihan, berisiko terjadinya perdarahan organ dalaman, yang rapuh akibat dinding pembuluh darah bocor.
Yang perlu dilakukan begitu kedapatan ada kasus DBD, segera melaporkan ke RT/RW supaya kepala desa atau lurah berkoordinasi dengan dinas kesehatan langsung melakukan pengasapan (fogging). Tujuannya membasmi semua nyamuk dewasa dalam radius 100 meter dari rumah pasien. Mengapa radius 100 meter, karena nyamuk bisa terbang sejauh radius 100 meter.
Untuk upaya pencegahan semua air tergenang di rumah dan sekitar rumah disingkirkan. Tujuannya agar nyamuk bervirus tidak sempat berinduk berkembang biak. Di air jernih tergenang itulah tempat habitat nyamuk kebun berinduk. Maka harus disingkirkan. Kewajiban semua pihak untuk menyingkirkan tempat perindukan nyamuk kebun agar tercipta "daerah bebas nyamuk". Jadi upaya pencegahan bukanlah dengan menyemprot atau fogging melainkan menyingkirkan semua air tergenang. Fogging hanya apabila sudah terjadi kasus, dan disemprot radius 100meter dari lokasi rumah pasien.
Bila segera ditangani, dan belum terlambat, semua kasus DBD bisa ditolong. Pada musim hujan, dan banjir, waspada bila menemukan gejala demam dan amati ada gejala serta tanda penyerta lainnya, segera periksa laboratorium kemungkinan DBD.
Selama musim banyak DBD hindarkan anak-anak bermain di kebun atau di pekarangan. Nyamuk kebun pembawa virus dengue punya jam menggigit tak ubahnya seperti praktik dokter, yakni pagi hari sampai pukul 9.00 dan sore hari pkl 15.00 - 17.00. Nyamuk gemar hinggap pada dinding kamar yang gelap dan lembab, di baju dan barang yang menggantung di kamar, untungnya nyamuknya masih bisa kita tepok karena belum pakai helm.
Selama musim banyak DBD hindarkan anak-anak bermain di kebun atau di pekarangan. Nyamuk kebun pembawa virus dengue punya jam menggigit tak ubahnya seperti praktik dokter, yakni pagi hari sampai pukul 9.00 dan sore hari pkl 15.00 - 17.00. Nyamuk gemar hinggap pada dinding kamar yang gelap dan lembab, di baju dan barang yang menggantung di kamar, untungnya nyamuknya masih bisa kita tepok karena belum pakai helm.
Salam sehat.
Dr. Handrawan Nadesul
No comments: