» » "Cry Baby Cry", Jejak Percintaan John Lennon dan Yoko Ono

Oleh Taufik Wijaya*


HINGGA hari ini, terus lahir para penggemar The Beatles. Grup musik yang dinilai paling sukses selama ini. Dilahirkan di Liverpool pada 1960, dengan lima personil yakni John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, Stuart Sutcliffe  dan Pete Best.

Tahun 1963, The Beatles mulai merasakan kesuksesan saat mereka tinggal berempat, setelah Sutcliffe mengundurkan diri lalu meninggal dunia, dan Pete Best digantikan Ringo Star.

The Beatles memainkan beragam genre musik. Mulai dari skiffle, rock and roll, folk rock hingga rock psikedelik. The Beatles dinilai sebagai perwujudan ide-ide progresif, berpengaruh terhadap revolusi sosial budaya pada era 1960-an. Tak heran, jika kepindahan John Lenon bersama Yoko Ono di Amerika Serikat, sejak awal diintai CIA. John Lenon dinilai akan memberikan pengaruh besar bagi gerakan sosial budaya bagi kaum muda di Amerika Serikat.

Beberapa lagunya yang paling popular di Indonesia, mungkin semacam Love Me Do, Let It Be, Yesterday, atau Something. Sebab lagu-lagu ini banyak dibawakan sejumlah penyanyi lainnya. Tapi menurut banyak kritikus musik, lagu yang paling baik dibuat The Beatles yakni Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (1967).

Tapi, banyak para penggemarnya saat itu termasuk saat ini, yakni bubarnya The Beatles pada 1970. Lalu perempuan bernama Yono Ono, yang disebut-sebut sebagai biang bubarnya The Beatles. Tapi sebagian penggemar menuduh Paul McCartney menjadi biang konflik di tubuh The Beatles.

Tulisan ini mencoba mengulas hubungan antara John Lennon, Yoko Ono, Cynthia dan Yulia, anak John Lennon hasil pernikahan dengan Cynthia.

Saya akan membacanya melalui lagu Cry Baby Cry, yang ditulis John Lennon, yang dikeluarkan dalam album The Beatles pada 22 November 1968.

Pada saat lagu tersebut ditulis John Lennon, dia telah berkeluarga dengan Cynthia Powell, dan telah memiliki seorang anak bernama Yulian. Tapi bersamaan dengan itu, Lennon sudah menjalin hubungan dengan Yoko Ono, seorang seniman asal Jepang, yang dikenal dalam sebuah pameran lukisan Yoko Ono di London pada 1966. Status Yoko Ono saat itu janda. Dia dua kali menikah. Pertama dengan Ichiyanagi Toshi (1956-1963) dan Anthony Cox (1963-1969). Dia memiliki seorang anak dengan Cox yakni Kyoko Chan Cox .

Cry baby cry
Make your mother sigh
She's old enough to know better.

Lennon membuka lagu dengan meminta anaknya Yulian untuk terus menangis. Tangisan itu tentu saja membuat Cynthia kesal, dan buru-buru menenangkannya.

Mengapa Lennon menginginkan Yulian terus menangis? Sebab kemungkinan antara Lennon dan Cynthia tengah terjadi pertengkaran mengenai sosok perempuan yang bernama Yoko Ono.

Saat Cynthia menenangkan Yulian, Lennon menyiapkan sarapan buat sang istri. Lennon menggambakan dirinya sebagai Raja Marigold. Tidak ada artikel mengenai lagu Cry Baby Cry yang di Indonesia tidak begitu popular ini. Tapi saya menduga Marigold merupakan nama bunga, yang di Indonesia dikenal sebagai bunga “tai ayam”. Disebut demikian, meskipun rupanya indah, karena aromanya seperti bau tai ayam.

The king of Marigold was in the kitchen
Cooking breakfast for the queen
The queen was in the parlour
Playing piano for the children of the king.


Mengapa Lennon menyebutkan dirinya Raja Marigold? Di India, Marigold merupakan bunga yang menjadi hiasan dalam pernikahan agama Hindu. Bunga ini menyimbolkan kebahagiaan dan keberuntungan.

Kelopak bunga Marigold digunakan untuk membuat obat cuci mata yang sangat baik. Marigold juga digunakan dalam pengobatan homeopati dan konvensional sebagai salep untuk penyembuhan luka. Marigold memiliki antiseptik, stimulan dan sifat anti-jamur.

Bed In for Peace,Amsterdam 1969: John Lennon dan Yoko Ono (dok Wikimedia)
Lennon mengambil simbol Marigold karena saat itu dia tengah belajar dan tergila dengan kebudayaan Timur, khususnya kebudayaan India. Selain itu, dalam masyarakat Jepang, selain bunga Matahari, bunga Marigold juga mendapatkan tempatnya. Artinya Marigold menyimbolkan kebudayaan India yang tengah diminati Lennon, termasuk pula sosok Yoko Ono yang merupakan orang Jepang.

Lennon mengenal kebudayaan India, setelah bertemu dengan Maharishi Mahesh Yogi di Hotel Hilton, London, pada 1967. Dia ajak George yang lebih dulu mendalami kebudayaan India. Termasuk belajar sitar dengan Ravi Shankar, yang merupakan Norah Jones. Pada 1968, Lennon, Paul dan George pergi ke India guna belajar meditasi transendental dengan Maharishi.

The king was in the garden
Picking flowers for a friend who came to play
The queen was in the playroom
Painting pictures for the childrens holiday

Pada lirik ini Lennon menggambarkan bagaimana dirinya melakukan perselingkuhan. Saat Cynthya sibuk bemain dengan Yulian, seperti belajar menggambar dan merencanakan liburan, Lennon pergi ke kebun memetik bunga untuk tamunya. Yang kemudian minum teh bersama. Teh merupakan minuman favorit orang Inggris dan Jepang. Jelas teh merupakan simbol pertemuan Lenonn dan Yoko.

Gambaran Yoko pun kian jelas. Saat Lennon menggambarkan Yoko sebagai “duchess of Kircaldy” yakni istilah orang yang selalu menunggu jika menghubungi orang lain dalam hal ini Lennon. Lennon minta maaf terlambat untuk minum teh bersama, karena ada persoalan di rumah. Tapi Yoko selalu tersenyum, seakan memaklumi hal tersebut.

The duchess of Kircaldy always smiling
And arriving late for tea
The duke was having problems
With a message at the local bird and bee

Puncaknya, pada tengah malam, terjadi pertengkaran antara Lennon dan Cynthia. Yang mana Cynthia seolah bermohon agar menjaga pernikahan mereka demi Yulian.

At twelve o'clock a meeting round the table
For a seance in the dark
With voices out of nowhere
Put on specially by the children for a lark

Beberapa bulan dari Cry Baby Cry dirilis, tepatnya pada 1969, Lennon dan Cynthia bercerai. Lennon pun menikah dengan Yoko Ono.

Kehadiran Yoko Ono yang merupakan seniman surealis, sejumlah anggota The Beatles terganggu. Puncaknya, saat tengah menggarap album Let It Be pada tahun 1969, George mengambil keputusan mundur dari The Beatles. Keputusan George ini karena berselisih dengan Paul McCartney mengenai konsep pembuatan album, serta rasa kesalnya dengan kehadiran Yoko Ono. Pada tahun 1970, setelah album Let It Be diluncurkan, The Beatles bubar.

Setelah The Beatles bubar, Lennon dan Yoko membuat kelompok musik Plastic Ono Band. Pada 1975, Yoko melahirkan anak mereka, Sean Taro Ono Lennon.

Meskipun Plastic Ono Band dianggap gagal, tapi kehadiran Yoko membuat Lennon tumbuh menjadi seorang seniman besar, sekaligus aktifis kemanusiaan. Karya terbesarnya yakni Imagine. Lennon sendiri tewas setelah ditembak penggemarnya yang gila, Mark Chapman, di depan apartemennya di New York pada 8 Desember 1980.

Kisah cinta Lennon dan Yoko tergambar utuh pada proyek terakhirnya pada 1980. Dia dan Yoko membuat album baru yang mengenai hubungan mereka yakni Double Fantasy. Konsep album ini terinspirasikan dari spesies yang dilihat Lennon di Bermuda yakni Botanical Gardens.

Lennon dan Yoko benar-benar melihat cinta sebagai daya hidup: Remember love, remember love, Love is what it takes to live. Lantun Yoko Ono dalam lagu Remember Love.*

 * Pekerja budaya


«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply