Ruli/Teraslampung.com
PT KJP: Limbahnya diduga cemari sumur warga. (teraslampung). |
"Apabila bukti-bukti pencemarannya sudah jelas, kami akan merekomendasikan Pemkab Tyulangbawang Baray untuk menutup PT KJP. Kita harus tegas, apalagi ini merugikan masyarakat dan tidak memiliki manfaat bagi masyarkat," kata Sekretaris Komisi C DPRD Tulangbawang Barat, Paisol, Jumat (30/5).
Paisol mengaku pihaknya akan segera mengecek ulang ke lokasi dan akan berkoordinasi dengan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLHD). ""Jika terbukti ada pencemaran, artinya terdapat zat kimia yang membahayakan manusia. Apalagi perusahaan itu sudah lama beroperasi," ujarnya.
Paisol membenarkan adanya pencemaran di sekitar lokasi PT KJP. "Saya sudah tiga kali ke lokasi dan melihat aliran sungai kecil di dekat perusahaan itu airnya hitam akibat limbah perusahaan," kata dia.
Menyangkut pencemaran sumur warga, pihaknya akan merekomendasikan ke Pemkab Tubarat untuk menutup PT. KJP.
Ia menambahkan, setelah melakukan pengecekan, dalam waktu dekat pihaknya segera mengeluarkan rekomendasi untuk penutupan PT KJP tersebut, meskipun secara administrasi perusahaan sudah melengkapinya.
"Kalau mengenai izin operasional kabarnya mereka (perusahaan) sudah lengkap. Untuk itu, setelah terbukti pencematan, sekitar awal Juni kita bertindak tegas," katanya
.
Sebeluknya diberitakan, warga Kampung Panaragan, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang Barat mengeluhkan sumur mereka tercemar. Diduga pencemaran berasal dari limbah PT. Komering Jaya Perdana (KJP), perusahaan swasta pengolahan getah karet (lateks).
Sebanyak 8 kepala keluarga warga Dusun Suka Maju RK VIII Rt 03 Kampung Panaragan mengeluhkan keberadaan pabrik pengolahan getah karet tersebut.
Aftarulloh (51), warga yang rumahnya kebetulan berada tepat di depan pintu gerbang masuk PT. KJP, mengungkapkan akhir-akhir ini sumurnya tercemar akibat rembesan limbah dari pabrik itu.
Menurut Aftarulloh, pengaduan sebenarnya sudah disampaikan kepada pihak perusahaan dan sempat ditangani salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat.
“Tetapi hingga saat ini belum ada penyelesaian dari pihak perusahaan,” katanya.
No comments: