M. Zaenal Asikin/Teraslampung.com
Diduga korban gantung diri karena frustrasi penyakit eksim di kepalanya tak kunjung sembuh. Mayat kakek Harso ditemukan pertamakali oleh anak angkat korban.
Di lokasi kejadian, anak angkat korban Sriyono (51) yang bekerja sebagai PNS, mengatakan saat akan memberi ayahnya sarapan pagi, dia kaget begitu membuka pintu rumah. Dari pintu depan dilihatnya ayahnya sudah dalam kedaan tak bernyawa tewas dengan cara tergantung menggunakan tali tambang.
"Sewaktu saya datang dan membuka pintu rumah, ayah saya sudah meninggal dengan posisi lehernya sudah terikat tali tambang warna merah. Kaki kanan di atas kursi dan kaki kiri posisinya tergantung, tepatnya di ruang tengah. Memang ayah saya sering mengeluhkan penyakit eksim di kepalanya yang diderita sejak lama tidak juga sembuh-sembuh," tutur Sriyono.
Salah seorang tetangga korban, Edi Purwo Santoso, mengatakan Mbah Harso memang sering mengeluhkan eksim yang dideritanya. Menurut Edi,sehari-hari Mbah Harso selalu memakai kain di kepalanya untuk menutupi eksim di kepalanya.
Menurut Edi, sehari sebelum tewas menggantung diri, Mbah Harso membeli tali tambang di warung tidak jauh rumahnya. Ketika itu Mbak Harso mengaku tambang itu akan digunakan untuk mengikat ternak sapi.
Sementara itu, Kapolsek Tanjungkarang Barat (TkB) Kompol Ketut Suryana mengatakan pihaknya mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada korban tewas dengan cara gantung diri.
"Secara kasat mata memang kami tidak temukan adanya unsur kekerasan pada tubuh korban, menurut keterangan dari saksi bahwa korban bunuh diri diduga akibat frustrasi karena penyakit eksim yang sejak lama dideritanya tidak kunjung sembuh. Untuk proses penyelidikan kematian korban, kami membawa jenazah korban ke RSUD Abdoel Moelok untuk di visum,” kata Ketut, saat ditemui di Mapolsekta Tanjungkarang Barat, Selasa (22/4).
No comments: