Syailendra Arif/Teraslampung.com
Workshop kader biopori (dok rumahbiopori) |
"Kegiatan tersebut digelar menjelang berakhirnya masa implementasi program yang akan ditutup pada April 2014, sekaligus bertepatan dengan peringatan Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada Selasa 22 April," ujar Communications Mercy Corps Indonesia Nancy Ravenska Pasaribu di Bandarlampung,
Selasa (22/4).
Nancy mengatakan, perubahan iklim merupakan tantangan nyata masa kini dan masa depan yang dihadapi hampir seluruh kota di Indonesia, termasuk Kota Bandarlampung. Menurut Nancy, banjir dan kekeringan merupakan salah satu dampak perubahan iklim yang mengancam masyarakat Bandarlampung.
"Peningkatan intensitas cuaca ekstrem, seperti kemarau panjang dan hujan yang berkepanjangan dengan intensitas tinggi, yang tidak diiringi dengan penanganan yang memadai, akan mengakibatkan Kota Bandarlampung dilanda krisis air bersih namun juga di sisi lain berpotensi meningkatkan risiko terjadinya genangan," kata dia.
Untuk beradaptasi atas dampak perubahan iklim yang semakin mengancam, sejak tahun 2012, Mercy Corps dan The Rockefeller Foundation melaksanakan program “Konservasi Air Bawah Tanah melalui Penerapan Teknologi Lubang Resapan Biopori bagi Adaptasi Perubahan Iklim” yang dilaksanakan oleh LSM Mitra Bentala.
"Saat ini program biopori telah diimplementasikan di Kelurahan Langkapura dan dalam tahap perluasan implementasi ke beberapa kelurahan lainnya di Bandarlampung," tuturnya.
Proses implementasi program biopori di Bandarlampung dapat berjalan dengan baik atas dukungan Pemerintah Kota Bandarlampung, LSM lokal, dan seluruh masyarakat di lokasi implementasi program.
Kampanye biopori akan berlangsung di Grand Emerald, Hotel Emersia, Bandarlampung, Selasa (22/4) pukul 09.30 – 13.00 WIB dengan narasumber Walikota Bandarlampung Herman HN, Kasubid Media Kliring Kerentanan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup Astutie Widyarissantie, Representatif Mercy Corps Indonesia Paul Jeffery dan Direktur Eksekutif Mitra Bentala Mashabi.
Kegiatan tersebut melibatkan para pemangku kepentingan di Provinsi Lampung yang meliputi perwakilan pemerintah daerah, LSM lokal, sekolah, dan masyarakat umum.
Selain itu, perwakilan Pemerintah Kota Bandung, DKI Jakarta dan Kota Bogor juga dikutsertakan dalam kegiatan ini. Harapannya, agar masing-masing pihak dapat semakin membangun kesadaran dan kepedulian bersama mengenai pentingnya menjaga dan memelihara lingkungan sekitar.
"Perayaan program lubang resapan biopori ini akan berlangsung selama dua hari, 22-23 April 2014. Pada hari kedua akan dilaksanakan di lapangan Enggal, Bandarlampung,"kata Nancy Ravenska Pasaribu.
No comments: