Siti Nur'aeni/Teraslampung.com
Pelajar SMP belajar membuat lubang biopori/TL |
Keempat sekolah tersebut adalah SDN 1 Langkapura, SDN 1 Karang Maritim, SMPN 7 dan SMPN 27 Bandarlampung. "Keempat sekolah tersebut mewakili daerah pesisir dan darat," kata Direktur Mitra Bentala Mashabi pada Rabu (23/4).
Kepala Sekolah SMPN 7 Bandarlampung Nurmaini menjelaskan kurikulum tentang perubahan iklim sudah berjalan tahun 2012 salah satu materi yang disampaikan tentang pengukuran cuaca dan iklim.
Kurikulum perubahan itu, menurutnya masuk dalam materi sisipan mata pelajaran IPA dan IPS pada semester ganjil dan genap.
"Kami juga sudah membentuk program kerja yang dibimbing oleh guru bidang studi seperti pogja energi, kompos, penghijauan dan kebersihan lingkungan," kata dia.
Di SMPN 7 sudah terdapat 600 lebih lubang biopori yang dibuat oleh para siswa. Bahkan para siswa juga sering pinjam alat dibawa pulang untuk membuat lubang resapan biopori di sekitar rumahnya," ucapnya.
Hal itu menunjukkan, bahwa kesadaran pentingnya menyimpan air bawah tanah yang disampaikan melalui kurikulum sekolah sudah melekat pada siswa didik.
Sementara itu, untuk mengantisipasi perubahan iklim Mitra Bentala menargetkan 100 ribu lubang resapan biopori di lima kecamatan di Kota Bandarlampung. Lima kecamatan yang menjadi skala prioritas program pembuatan lubang biopori yakni Langkapura, Kemiling, Tanjungkarang Pusat, Kedaton dan Tanjungsenang.
Program biopori di Bandarlampung merupakan hasil dari kajian dari Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN) tahun 2009 yang bergerak di bawah institusi Mercy Corp yang menyebutkan bahwa kota Bandarlampung rawan banjir dan kekeringan.
Bersama Kota Semarang, Kota Bandarlampung ditetapkan Mercy Corp Indonesia sebagai daerah percontoha program biopori di Indonesia sejak 2009 sampai 2016.
Menurut Mashabi, Mitra Bentala selaku penanggungjawab proyek telah menyiapkan strategi untuk menjamin keberlanjutan pembangunan biopori di Bandarlampung dan sekitarnya dengan membentuk Rumah Informasi Biopori (RIP) yang akan menjadi pusat informasi dan fasilitas biopori dengan cakupan pelayanan meliputi wilayah Lampung.
Baca Juga: Hari Bumi di Bandarlampung
No comments: