Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.Com
Pantai Pulau Tabuan (wordpress/google) |
Menyebut pulau yang berlokasi di perairan Teluk Semaka Kabupaten Tanggamus ini, banyak mitos seperti Balebahan (bicara sembarangan) ataupun mitos sosok wanita cantik yang kerap disebut Mandalayang. Mitos-mitos dan keganjilan berkembang di pulau yang memiliki luas skeitar 600 hektar ini.
Sudah lama di Pulau Tabuan, berkembang mitos-mitos aneh tersebut. Warga sering mengingatkan pendatang ke pulau ini agar jangan Balebahan atau bicara sembarangan, karena sudah sering orang yang bicaranya ngaur dan cenderung melecehkan akan menemukan kejadian-kejadian aneh.
Contohnya jika ada orang yang bicara, “saya tidak takut dengan keangkeran pulau ini yang katanya ada ikan berkepala besar.” Kejadian itu bisa betul-betul muncul ikan berkepala besar di pulau itu.
Pulau Tabuan mulanya bernama Silaban Silingga Puri, yang artinya pulau besar dan megah. Sejarah nama Pulau Tabuan, yaitu pada masa lalu ada seorang tokoh sakti berasal dari Putihdoh. Tokoh yang sakti ini bernama Minak Senaung.
Konon Minak Senaung sampai ke Pulau Silaban Silinga Puri dengan beralaskan sajadah. Ia datang untuk untuk menetapkan batas kepemilikan wilayah. Setibanya di Pulau tersebut Minak Senaung disambut dan dikelilingi Tabu. Tabu dalam bahasa Lampung berarti tawon atau lebah. Itu sebabnya, Pulau Silaban Silingga Puri ini disebut Pulau Tabuan.
Minak Senaung kemudian menetapkan Pulau Tabuan menjadi dua wilayah yang dibatasi dengan pohon besar yang bergelang (penaga besingkil). Wilayah Minak Senaung meliputi bagian barat pulau, kini menjadi wilayah desa Karang Buah, sedangkan Setapak Jubang (saudara Minak Senaung) sebelah Timur pulau, kini menjadi wilayah Sawang Balak.
Kampung tua di Tabuan (lampos.co) |
Transportasi satu-satunya ke pulau ini adalah laut. Karena itu, untuk menjadikan Pulau Tabuan tidak terisolir sementara penghasilan bumi dari sini sangat bagus, pemerintah membangun dermaga dari dan ke pulau ini.
Pembangunan dermaga Pulau Tabuan diasumsikan menelan dana Rp16 miliar. Dana yang digelontorkan dari APBN tersebut untuk membuat dermaga, lapangan penumpukan, kantor, retaining wall, dan tembok area pelabuhan seluas 2.500 meter persegi. Sedangkan pembangunan sarana pendukungnya menghabiskan Rp8 miliar.
Pembangunan dermaga Pulau Tabuan ini adalah program Kementrian Perhubungan, namun pelaksanaannya oleh Dinas Perhubungan Provinsi Lampung.
Pada 2013 lalu, Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan (Dishub) Lampung Ir. Hi. Nanang M. Sifak mengatakan, selain membuka isolasi masyarakat pulau, pembangunan pelabuhan ini juga sebagai upaya penyelamatan pulau-pulau.
”Ada banyak potensi yang bisa dikembangkan di Pulau Tabuan. Jika ada pelabuhan, tentunya geliat pertumbuhan ekonomi semakin berkembang. Selama ini kapal besar tidak bisa bersandar,” kata Nanang kepada media saat itu.
Sementara Dinas Perhubungan Provinsi Lampung menyatakan Pelabuhan Pulau Tabuan akan beroperasi awal 2014.
Memasuki bulan ketiga tahun 2014, dermaga yang dijanjikan selesai belum beroperasi. Sampai kini tak ada aktivitas kapal di tempat itu.
Sejumlah warga yang dihubungi mempertanyakan janji pemerintah tentang batas waktu pengoperasioan dermaga tersebut. Mereka sudah tidak sabar menikmati buah dari pembangunan. Apalagi anggaran yang digelontorkan tidak kecil.
Harni, misalnya, mengeluhkan dengan kondisi dermaga yang juga belum rampung. “Karena dengan sumber dana yang besar, dengan kondisi pembangunan yang tidak memadai,” ujar dia.
Warga lain juga mempertanyakan keberadaan dermaga ini. Kalau pelabuhan ini sudah jadi, transportasi laut ke Pulau Tabuan akan lancar, dan pulau kami tak lagi terisolasi. Sebenarnya banyak potensi yang bisa dikembangkan di Pulau Tabuan.
“Jika pelabuhan ini sudah jadi, tentunya geliat pertumbuhan ekonomi semakin berkembang. Selama ini kapal besar tidak bisa bersandar,” ungkapnya.
Bilakah dermaga ini rampung, dan kapan Pulau Tabuan menikmati kue dari pembangunan Indonesia?
No comments: