Bambang Satriaji/Teraslampung.com, Jakarta

Oi Neang ngapai pituk
Jalan gerutuk-rutuk
nak pogi konak dobu
nak pulang manik lumpur....
Apai agik entik musim ujan jalan upa kolam
Oiiii... nai janji2 agik dooolukk
Ooiii... uju yg tingal di atas enun
Inang kau mongkak tiduk...
Kitak sik nyaman makai mobel mahal en kamik tuk yg sengsara
pulang pogi tubuh kuning...
aiihhh, mada tau nak pituk teros kauuu aiii, nak pogi motong jakkk payah, apai agik nak ngelawarrrr..
mada tau kau, pogi alor betinak jak, kuninggg muka, apai agik nak ngelawar...
o o o Ooiii... uju yg tingal di atas enun
Inang kau mongkak tiduk...
Kitak sik nyaman makai mobel mahal en kamik tuk yg sengsara
pulang pogi tubuh kuning...
en kamik tuk yg sengsara tiap ari makan dobuuuu,
dah lah, bayah am kita makan nasik,
makan dobu jaklh kita pakai laok,
en kamik tuk yg sengsara, sengsara lahir dan batin...

Larik-larik di atas bukan puisi yang diciptakan penyair top, apalagi penyair yang ahli menciptakan puisi-esai. Larik-larik dalam Bahasa Melayu (Sanggau?) itu adalah lirik lagu yang diciptakan anak-anak muda musisi Sanggau yang prihatin akan keadaan jalan rusak. Lebih dari 15 tahun Jalan Raya Sanggau, Kalimantan Barat rusak parah, hancur lebur. Namun, sampai sekarang jalan lintas negara yang menghubungkan Indonesia dengan Malaysia itu di beberapa ruasnya masih tetap bagai kubangan kerbau.

Rasa prihatin atas kondisi jalan yang hancur itulah menggerakkan anak-anak muda itu membuat “Gerakan Rp 1.000 untuk Jalan Kabupaten Sanggau". Mereka saling berbagi: ada yang mencipta lagu dan menyanyikannya (lalu direkam) dan diunggah ke Youtube, ada pula yang terus berkampanye lewat dunia maya.

Rohani Sawaliah (dok pribadi)
Salah seorang penggerak sosial di dunia maya aalah Rohani Sawaliah. Selain aktif di blog dan aneka media sosial, alumnus Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tanjungpura, Pontianak, itu juga penyiar radio. Pada 2013 lalu Rohani menjadi  Juara 1 Tulis Nusantara.

Beberapa waktu lalu Rohani mengirim foto-foto jalan rusak di Sanggau ke Instagram Ibu Ani Yudhoyono. Sayangnya, sebagai follower Rohani justru diblok oleh Ibu Ani ( lihat juga). Rohani  juga mengaku pernah menyampaikan kondisi jalan rusak ke Twitter Presiden SBY. Hasilnya sama saja: tidak ada tanggapan. Namun, Pak SBY masih mendingan, tidak mengeblok Rohani di Twitter.

Rohani pun akhirnya lebih suka berceloteh di blog pribadinya. Tak lupa ia menambahkan beberapa foto jalan raya Sanggau yang rusak. Juga memberikan imbauan agar pembaca tulisannya mau menyumbang sebesar Rp 1.000.

Berikut ini adalah celotehan Rohani melalaui website pribadinya, http://www.honeylizious.com/:

Masih dari kawasan Pontianak, Kalimantan Barat. Dari Bumi Khatulistiwa ini saya ingin mengabarkan bahwa jalan lintas negara di wilayah timur kami yang menghubungkan Indonesia dengan Malaysia masih hancur lebur. Sementara jalan di Jakarta berlubang sedikit langsung diperbaiki. Saya tak mengerti siapa yang harus kami hubungi untuk perbaikan jalan ini. Sebab masyarakat sudah demo di depan Kantor Gubernur dan tak ada perubahan. Barangkali beliau tahu masyarakat juga butuh makan dan istirahat. Tak mungkin 24 jam setiap hari akan muncul di depan Kantor Gubernur Kalimantan Barat untuk mendemo hasil kinerja beliau.

Disampaikan ke twitter presiden pun tak ada tanggapan. Malah yang ada orang-orang yang mengatakan bahwa saya salah telah mengabarkan hal tersebut kepada beliau dan juga pada istrinya. Pertama saya ingin mengatakan saya bukan ingin mengeluh. Tapi menunjukkan pada orang yang sekarang berada di tampuk pemerintahan tertinggi mengenai jalan lintas negara yang ada di Kalimantan Barat seperti itu keadaannya. Pak SBY tentunya punya kuasa untuk memerintahkan pada orang yang mengemban tugas untuk memajukan Kalimantan Barat agar memperbaiki jalan tersebut.


Jalan Sanggau, Kalimantan Barat
Kalau jalan itu baru rusak kemarin, wajar saja hari ini belum ada perbaikannya. Ini sudah tahunan. Bahkan sejak saya masih kecil jalan itu sudah rusak. Bagaimana ceritanya sampai sekarang saya sudah menjadi ibu rumah tangga jalan itu malah semakin rusak? Jalan tersebut sebelumnya tidak berbentuk tanah kuning lumpur seperti itu. Pernah ada batu dan aspal di sana. Pernah mulus jalan itu dulunya. Saat truk pembawa hasil tambang dan perkebunan tidak melewatinya dengan bebas seperti sekarang ini. Hasil bumi kami dikeruk dan yang tersisa buat kami hanya tanah berlumpur.

Nyawa adalah taruhan bagi setiap orang yang datang ke sana. Saya rasa jika se-Indonesia mengumpulkan dana Rp1.000 saja, dana yang terkumpul sudah lebih dari cukup untuk memperbaiki jalan tersebut. Membangun jalan yang lebih layak dan tidak membahayakan banyak orang. Barangkali karena jalan ini tidak merugikan negara jika dalam keadaan rusak. Berbeda dengan jalan yang lain yang ada di luar Kalimantan. Negara tidak rugi, tetapi pertimbangkan kerugian masyarakat yang tinggal di sini.

Dari sini kami kirimkan lagu untuk para pemimpin negeri ini yang membutakan matanya sendiri atas masalah yang ada di provinsi Kalimantan Barat. Masalah yang sudah mengakar sejak dulu. Ini jalan lintas negara. Banyak kendaraan yang menggunakan jalan ini. Banyak masyarakat yang tinggal di sini. Kalimantan Barat juga Indonesia. Buatlah kami merasa bahwa kami memang berhak mendapatkan jalan yang lebih baik dari ini.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply