» » » Dinsos Ajak Warga Berantas Mafia Pengemis

Siti Qodratin Aulia/teraslampung.com
Editor: Mas Alina Arifin

Ilustrasi foto pengemis (Dok Photobucket/Hazaldin)
Bandarlampung--Pengemis di Bandarlampung kini sudah dalam taraf meresahkan. Untuk itu, warga Kota Warga Bandarlampung diharapkan turut membantu Pemkot dalam menertibkan pengemis, terutama pengemis yang diorganisir oleh oknum yang tertentu.

"Jaringan mafia pengemis bisa menimbulkan ketidaknyamanan. penanganan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Bandarlampung tidak akan pernah efektif tanpa ada bantuan dan kesadaran dari masyarakat.  Kalau ada warga yang menemukan mafia pengemis agar melaporkan kepada kami atau aparat berwenang,”
kata Kepala Dinas Sosial Bandarlampung Akuan Efendi,  Kamis (14/11).

Menurut Akuan, meskipun Bandarlampung sudah memiliki payung hukum untuk memberantas anak jalanan dan gepeng, kenyataannya mereka masih terus mengusik keindahan kota.

’’Biasanya mereka beroperasi di sekitar lampu merah atau persimpangan jalan. Tiap kali dioperasi, tidak lama kemudian muncul lagi,” kata Akuan.

Akuan mengatakan Pemkot Bandarlampung sebenarnya sudah memiliki Perda yang mengatur tentang anak jalanan dan gepeng. Dalam Pasal 17 Perda Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembinaan Anjal dan Gepeng, misalnya jelas diatur tentang larangan masyarakat memberi sesuatu kepada gepeng di jalan. Bagi yang melanggarnya akan dikenakan denda sebesar Rp1 juta atau kurungan selama 1 bulan.

"Kita sulit memberantas pengemis karena kemungkinan besar ada keterlibatan atau keberadaan mafia atau mereka yang dengan sengaja memanfaatkan pengemis untuk mencari penghasilan. Maka, yang harus diberantas mafianya dulu," ujarnya.

Data di Dinas Sosial Bandalampung menyebutkan selama 2013 sudah ada 10 gepeng yang dipulangkan Dissos ke daerah asalnya. Sementara tujuh orang dikirim ke panti rehabilitasi untuk mendapatkan pembinaan dan penyuluhan.

Pemantauan teraslampung.com menunjukkan indikasi banyaknya mafia pengemis bisa dilihat dengan mudah. Beberapa pengemis anak-anak, misalnya, biasanya diantar oleh seorang laki-laki dewasa dengan sepeda motor. Menjelang sore hari biasanya laki-laki tersebut akan menjemput pengemis anak-anak.

"Penjemput dan pengemis sudah hafal di mana harus bertemu untuk penjemputan. Saya sendiri tidak tahu persis apakah penjemput itu mafianya atau tukang ojek yang disewa mafia," ujar Rohmadi, seorang pedagang yang biasa mangkal di dekat Pasar Bawah, Bandarlampung.


«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply