Ke Yogyakarta, cicipi tongseng ikan sidat |
YOGYAKARTA, TERASLAMPUNG.COM—Kota Jogjakarta punya segudang kenangan. Itu sebabnya, “kota pelajar” ini selalu membuat kangen setelah berkunjung. Di sini ada Malioboro, kawasan wisata dunia. Di Jogjakarta ini juga terkenal dengan kuliner unik, yakni Tongseng Ikan Sidat.
Ikan sidat atau ikan moa atau anguilla japonica adalah jenis ikan yang cukup mahal di dunia karena kandungan gizinya. Hhidangan ikan sidat yang sangat digemari di Jepang perporsinya bisa berharga jutaan rupiah.
Nah, di Bantul, Yogyakarta, ikan sidat yang kaya protein dan gizi itu diolah secara tradisional dan disajikan dengan nama tongseng sidat. Nah, jika ingin mencicipi masakan ini, datanglah ke Kampung Edukasi Watulumbung, Bantul, Jogjakarta.
Ikan sidat diambil dari kolam pembudidayaan di Kampung Edukasi Watulumbung, Bantul. Beberapa ekor ikan sidat berumur 7 bulan diambil dengan menggunakan jaring, untuk memenuhi pesanan konsumen yang ingin mencicipi lezatnya daging ikan sidat.
Setelah dibersihkan dan diambil durinya, potongan ikan sidat digoreng setengah matang dengan wajan di atas tungku tradisional. Pembakaran menggunakan kayu.
Sementara bumbu yang digunakan sama seperti jika akan memasak tongseng kambing,.namun perlu ditambahkan lebih banyak jahe untuk menghilangkan bau amis ikan.
Setelah bumbu ditumis, ikan sidat setengah matang dimasukkan ke dalam wajan dengan ditambah sedikit air santan kelapa. Apabila menginginkan rasa pedas, dapat ditambah potongan cabai ke dalam masakan.
Memasak ikan sidat tidak perlu waktu lama, karena jika dimasak dalam waktu lama akan mengurangi kandungan gizi dan protein yang ada dalam ikan.
Menikmati tongseng ikan sadat akan semakin nikmat jika ditemani tahu tempe bacem dan sambal bawang.
Di Kampung Edukasi Watulumbung ini semua perabotan makan minum menggunakan perlengkapan tradisional, seperti piring kaleng, bakul nasi bamboo, dan air kendi.
Berapa harga tongseng ikan sadat? Cukup dengan uang Rp500 ribu pelanggan dapat 1 kilogram tongseng ikan. Hidangan ini bisa dinikmati bersama keluarga, sambil memandang keindahan panorama Pantai Laut Selatan Bantul dari atas ketinggian bukit. (Isbedy Stiawan ZS/dbs)
No comments: