» » » Peradah Indonesia Gelar Diskusi Makna Budaya di Mata Capres

Pada Pilpres 2014, Peradah Netral

Diskusi membedah pentingnya budaya bagi Indonesia bertema "Makna Budaya di Mata Capres", di Perwakilan Provinsi Bali di Jakarta, Minggu (1/6).  

JAKARTA, Teraslampung.com -
Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN Peradah Indonesia) menggelar diskusi publik “Makna Budaya di Mata Capres”, di Gedung Perwakilan Provinsi Bali, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (1/6).

Acara yang digelar bertepatan dengan momentum hari lahir Pancasila 1 Juni itu menghadirkan Ahmad Reza Patria (Ketua DPP Partai Gerindra), Eva Kusuma Sundari (Tim Jokowi-JK), dan I.B Rai Dharmawijaya Mantra (Budayawan/ Walikota Denpasar) sebagai narasumber. Turut hadir pada diskusi tersebut antara lain Prof IBG Yudha Triguna (perwakilan Parisada Pusat), Prajaniti Hindu, Ikatan Cendekiawan Hindu, KMHDI, WHDI dan para tokoh umat Hindu.


IB Rai Dhamawijaya Mantra mengatakan budaya dapat mengakselerasi pembangunan terutama tingkat indeks pertumbuhan manusia dan ekonomi. Kebudayaan yang baik, menurut Rai Dharmawijaya, akan mampu membangun peradaban yang baik pula.

“Pada prinsipnya kebudayaan itu sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan,” jelasnya.

Sedangkan Ahmad Reza dan Eva Sundari menekankan dan memaparkan visi dan program masing-masing calon presiden.

Menurut Wayan Sudane, Ketua Umum Peradah Indonesia, acara diskusi tersebut merupakan tindak lanjut dari seminar budaya di DI Yogyakarta pada 15 Desember 2013 lalu.

“Melalui diskusi budaya ini kami ingin memberikan kesadaran dan mendorong aksi nyata pemimpin bangsa untuk lebih menguatkan kepemilikan terhadap budaya, situs dan tradisi bangsa yang harus dilestarikan,” kata Sudane.

Wayan Sudane menyatakan Peradah Indonesia merupakan organisasi pemuda yang bersifat independen dan mandiri. Untuk itu dalam kaitannya dengan pemilihan presiden dan wakil presiden.

“Peradah Indonesia tidak memihak calon mana pun. Terkait pilihan diserahkan kepada masing-masing individu sebagai warga negara sesuai dengan hati dan nuraninya,” kata dia.

Acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng dalam rangka 69 tahun Pancasila dan simakrama hari raya Galungan dan Kuningan.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply