BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com - Kumpulan 65 Cukstaw Cerpen “Di Balik Jendela Kampus” merupakan ekspresi anak muda yang bernilai pendidikan agar kita tidak melihat sukses itu dengan satu cara, lihatlah dengan cara yang berbeda atau bahkan dengan cara yang tidak pernah dikenal orang lain sebelumnya.
Ada banyak cara untuk mengungkapkan ekspresi hati dan pikiran kita melalui karya sastra. Salah satunya melalui Cukstaw Cerpen, kisah fiksi yang reflektif dan motivatif dalam bentuk cerpen yang “cukup tau aja”. Antologi Cukstaw Cerpen ini merupakan bentuk konkret pembelajaran menulis kreatif yang dilakukan mahasiswa. “Di Balik Jendela Kampus” adalah ekspresi mahasiswa untuk menyatakan bahwa kita tidak boleh menyembuhkan rasa sakit dengan menorehkan luka pada orang lain.
Inilah Cukstaw Cerpen, kisah fiksi yang reflektif dan motivatif dalam bentuk cerpen yang “cukup tau aja”. Karena ekspresi manusia harus dinyalakan, bukan dimatikan. “Di Balik Jendela Kampus”, kita selalu punya pilihan tiap hari. Tinggal kita memilih, memulai niat baik yang kemarin, ataukah menunggu dan mendapatkan rasa penyesalan esok.
Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah”. Dan, semua itu bisa dimulai dari balik jendela kampus…
Buku Antologi Cukstaw Cerpen “Di Balik Jendela Kampus” adalah terbitan ke-2 “buah pena” mahasiswa Semester VIII (Reguler Sore) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Indraprasta PGRI 2013/2014. Inilah buku antologi ke-5 dari Mata Kuliah “Menulis Kreatif”, sebuah cara untuk menulis karya sastra, khususnya cerpen. Antologi Cukstaw Cerpen ini merupakan bagian dari proses menulis kreatif yang dialami mahasiswa secara langsung, saat kuliah.
Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini menjadi bukti mahasiswa telah “berproses” dalam sastra, khususnya dalam 1) proses cipta cukstaw cerpen, 2) proses apresiasi untuk menghargai karyanya sendiri, dan 3) proses produktif hingga mampu menerbitkannya. Antologi cukstaw cerpen ini menjadi cermin kreativitas mahasiswa dalam belajar sastra, mengajar dan belajar sastra yang beda. (RL)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kopi Pagi
Social Icons
Popular Posts
- Dayang Rindu, Cerita Rakyat yang Terlupakan
- "Showroom Sapi" di Lampung Tengah: Kemitraan Wujudkan Mimpi Parjono
- Van der Tuuk, Pahlawan Bahasa (Lampung) yang Dilupakan
- Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jamal D. Rahman: "Reaksinya Terlalu Berlebihan.."
- Gua Maria Padang Bulan, "Lourdes Van Lampung"
- Panjang, Dermaga Penyeberangan Pertama di Lampung
- Menjadi Pelatih Pelawak
- Pagar Dewa dan Cerita-Cerita Lain
- Sejarah Transmigrasi di Lampung: Mereka Datang dari Bagelen
- Saya Sudah Kembalikan Honor Puisi Esai dengan Permintaan Maaf
No comments: