» » » Kreatif, Pameran Karya Siswa SMKN 5 Bandarlampung




Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.com


Otomotif modifikasi siswa SMKN 5 (foto: isbedy stiawan zs)

Bandarlampung—SMKN 5 Bandarlampung tidak seperti hari-hari biasa. Dua buah aula sekolah di Jalan Tirtayasa, Sukabumi, Bandarlampung tersebut mulai Sabtu (3/5) hingga Senin (5/5) disulap menjadi ruang pameran karya akhir para siswa kelas terkahir.

Sedikitnya 300 karya kriya kayu, tekstil, logam, teknologi, dan multimedia dipamerakan. Sementara satu ruangan dikhususkan bagi karya-karya para alumni SMKN 5 Bandarlampung. Karya-karya para siswa semester terakhir tersebut tampak kreatif.

Drs. Rudolf Pane, wakil kepala sekolah bidang kesiswaaan sekaligus ketua panitia pameran karya ahkir siswa SMKN 5 Bandarlampung, Sabtu (3/5) sore, menjelaskan karya-karya para siswa yang dipamerkan sebenarnya sudah dirancang sejak semester 5.

Dikatakannya, pameran ini diikuti 300 siswa kelas 3, dan ini merupakan pertanggungjawaban akhir bagi siswa yang akan lulus dan terjun ke masyarakat. Dia berharap, para siswa yang memiliki talenta setelah meninggalkan sekolah punya nilai jual.

“Sehingga mereka justru bisa membuka lapangan pekerjaan, bukan melamar pekerjaan,” kata Pane yang saat itu ditemani Wakil Kepsek Bidang Sarana dan Prasana Drs. Ch. Sapto Wibowo.

Pameran anak-anak SMKN 5 Bandarlampung ini mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat. Terbukti sejumlah karya mereka, khususnya kriya kayu dan kiya logam sudah terjual. Hal ini, menurut Rudolf Pane, bukti bahwa karya siswa di sini memiliki nilai jual. “Dan ini menjadi point tersendiri bagi siswa sebagai penciptanya,” katanya lagi.

Sedangkan karya-karya alumni SMKN 5 yang dipamerkan, lanjut Pane, memang sudah teruji di lapangan. Hampir seluruh alumni yang berpameran sudah berwirausaha. Karya para alumni, khususnya kriya kayu, sudah menghiasi sejumlah instansi pemerintah dan Bandar Udara Radin Inten II.

“Kursi ukiran dari alumni SMKN 5 sudah ada di instansi pemerintah di daerah ini dan Bandara Radin Inter,” jelas Rudofl Pane.

Maka itu, katanya, tidak heran apabila karya-karya alumni sekolah ini yang dipamerkan sudah jauh lebih baik dan brnilai seni tinggi. “Nilai jualnya juga tentu tinggi, dibanding karya yang berstatus siswa.”

Kriya kayu motif budaya Lampung
Sementara Sapto Wibowo mengatakan, pameran karya siswa ini adalah satu-satunya SMKN di Provinsi Lampung yang berani memamerkan karya. Pengalaman berpameran ini bisa menjadi nilai jual jika mereka terjun ke masyarakat setelah lulus. “Hanya yang memunyai talenta, tawar-menawar dalam pekerjaan bisa dilakukan,” imbuh dia.

Menurut Sapto Wibowo yang juga seni rupa Lampung, karya-karya kriya para siswa dan alumni sekolah kejuruan ini sebagai aset Lampung dan fly art. Diharapkan dari sekolah ini lahir generasi baru dalam dunia kesenian di daerah ini.

Karya seni kriya lebih terbuka dan cepat mendatangkan ekonomi. Ekonomi kreatif, kata Sapto, tidak bisa diabaikan dari salah satunya karya-karya kriya yang memiliki kreativitas. “Inilah yang selalu ditanamkan di sekolah kepada para siswa. Sehingga ketika ia berhadapan dengan masyarakat selesai sekolah, mereka tidak gagap dalam memilih pekerjaan,” ujarnya.

Menyingung kaya-karya kriya yang dipamerkan, Rudolf mengatakan, memunyai nilai spesifik yaitu mengangkat motif budaya Lampung.

Sementara karya teknologi, umumnya merupakan karya-karya modifikasi. Meski tidak khusus memelajari body repart karena lebih fokus pada mesin, namun karya-karya modifikasi siswa SMKN 5 Bandarlampung sudah berani.

Hal sama pada karya animasi, anak-anak SMKN 5 Bandarlampung juga tampak kreatif. Beberapa animasi yang dilahirkan dari sini digarap secara tiga dimensi. Seperti animasi serial “Upin Ipin” produksi Malaysia.

Sapto Wibowo menerangkan, lulusan otomotif dari sekolah kejuruan ini ada yang sudah bekerja di Kuwait. "Mereka bekerja di luar negeri karena talentanya yang sudah terasah sejak sekolah kemudian teruji saat terjun ke masyarakat," pungkasnya.









«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply