Rumah Julius dijaga polisi (dok. tempo.co) |
Mereka sempat dihentikan oleh puluhan tentara dan polisi yang berjaga di perumahan itu pascaterjadi penyerangan peribatan umat Katolik di rumah Julius Felicianus sebelumnya. Awalnya puluhan orang berjubah itu menanyakan apakah ada orang di rumah Julius. Namun kala ditanya apa tujuannya, mereka menyatakan hanya hendak mengambil burung dalam 15 sangkar di rumah Asep Hasanuddin dan Ami Bahtiar yang tepat berada di depan rumah Julius.
"Mereka mengambil burung dengan 15 sangkar di rumah depan lokasi," kata salah satu tentara yang sedang jaga Sersan Kepala Wahono, Sabtu, 31 Mei 2014. Asep dan Ami diduga ikut serta dalam penyerangan terhadap misa Rosario, Kamis malam lalu.
Anehnya, meskipun mereka beralasan akan mengambil burung, puluhan orang itu membawa pentungan dan terlihat kurang bersahabat. Sebagian dari mereka menutupi muka dengan surban. Bahkan salah satu orang berjubah itu sempat mengeluarkan ancaman. "Kami tidak akan bereaksi kalau tidak dipanas-panasi."
Puluhan orang itu kemudian pergi setelah membawa belasan sangkar berikut burung di dalamnya. Meski tidak ada kerusuhan namun kedatangan mereka sempat membuat cemas warga. "Warga jelas resah, terutama anak-anak," kata Ketua RT setempat Isyanto.
Pascapenyerangan beberapa waktu lalu yang mengakibatkan beberapa orang luka, rumah Julius kosong tidak ditempati keluarga. Namun ada kerabat yang ikut berjaga di rumah itu. Kini Julius masih dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta karena luka di kepala bagian belakang dan patah tulang di pundak kirinya. Satu lagi korban yang masih dirawat di rumah sakit itu adalah Nur Wahid yang luka di hidung, kepala dan tangan. Ia sangat trauma atas kejadian itu karena dihajar dan dilempari batu.
Sedangkan anaknya yang masih berusia 8 tahun yang juga jadi korban sudah diperbolehkan pulang. Ia diungsikan di suatu tempat untuk menghilangkan trauma yang dialami.
Sumber: tempo.co
No comments: