JAKARTA, Teraslampung.com- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Komisi Pengendalian Tembakau (Komnas PT) memilih lima karya terbaik dalam ajang lomba karya jurnalistik bertema “Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) untuk Ketahanan Bangsa” melalui sebuah rapat pleno penjurian pada 25 Januari 2014 di Sekretariat AJI Jakarta.
Masing-masing pemenang berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 5 juta. Kelima karya terbaik itu berhasil menyisihkan 18 karya jurnalistik lain yang dihimpun oleh panitia sepanjang 22 Oktober-20 Desember 2013. Lima karya berjenis feature dan liputan mendalam (in-depth reporting) yang terpilih sebagai pemenang adalah sebagai berikut:
Pertama, "Smoking Among Minors Still a Major Problem in Indonesia", karya Dessy Sagita & Kennial Laia Caroline yang dimuat di The Jakarta Globe (16/11/2013). Tulisan ini berbicara tentang para perokok belia di Indonesia. Karya ini terpilih karena memiliki deskripsi yang cukup detil dan mendalam tentang fenomena perokok belia di Indonesia dengan beragam permasalahannya. Link tulisan tersebut ada di sini: (http://www.thejakartaglobe.com/news/smoking-among-minors-still-a-major-problem-in-indonesia/)
Kedua, "Negeri Berselimut Asap Rokok" karya Salman Mardira yang dimuat di Okezone.com (8/11/2013). Karya jurnalistik ini berbicara tentang perokok pasif di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan kebijakan pengendalian rokok yang masih lemah di tingkat lokal maupun nasional. Link ada di sini: http://news.okezone.com/read/2013/11/08/340/894078/negeri-berselimut-asap-rokok
Ketiga, "Gemar Bakar Uang, Tak Sudi Jaga Kesehatan" karya Erik Purnama Putra yang dimuat di Republika Online (Republika.co.id) pada 17 Desember 2013. Karya feature ini berbicara tentang fenomena merokok di Kota Malang dan dampaknya pada kemiskinan.(Link karya ada di sini: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/12/17/mxxder-gemar-bakar-uang-tak-sudi-jaga-kesehatan).
Keempat, "Menunggu Aksesi FCTC’ dan ‘FCTC tidak akan Mematikan Industri", karya Subroto yang dimuat di Harian Republika. Karya ini dinilai memiliki data yang kuat dan dapat menyuguhkannya dengan menarik. Karya ini dapat dilihat di edisi cetak terbit pada 8 November 2013.
Kelima, ‘Ratifikasi Konvensi Rokok Dihadang Empat Menteri’ karya Ira Guslina Sufa yang dimuat di Koran Tempo (4/11/13). Karya ini dinilai dapat mendiskripsikan fakta tentang tarik ulur di lembaga pemerintah yang menyebabkan FCTC tidak diratifikasi sampai saat ini. (Link ada di sini: http://koran.tempo.co/konten/2013/11/04/326562/Ratifikasi-Konvensi-Rokok-Dihadang-Empat-Menteri ).
Dewan juri lomba ini adalah Redaktur Pelaksana Majalah Tempo Wahyu Dhyatmika, Pemimpin Redaksi PortalKBR.com Hendratmoko, dan Redaktur Pelaksana Harian Kontan/Ketua AJI Jakarta Umar Idris. Para juri melakukan penilaian berdasarkan empat aspek. Yakni, kesesuaian tema, orisinalitas, penggalian data narasumber, teknik penyajian, serta bahasa.
Ketua AJI Jakarta Umar Idris menilai porsi pemberitaaan seputar FCTC di media massa dari perspektif kesehatan saat ini masih kurang. Untuk itu AJI Jakarta bekerjasama dengan Komnas PT menyelenggarakan lomba ini agar media massa melakukan edukasi dari perspektif kesehatan mengenai rokok kepada masyarakat Indonesia.
“Media massa mempunyai peranan penting dalam mengedukasi masyarakat dan dalam upaya pengendalian konsumsi rokok di Indonesia, khususnya bagi remaja dan anak-anak”, ujarnya.
Home
»
Jurnalisme
»
Komisi Pengendalian Tembakau (Komnas PT)
»
Media
» Lima Karya Jurnalistik Terpilih dalam Lomba Jurnalistik “FCTC untuk Ketahanan Bangsa”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kopi Pagi
Social Icons
Popular Posts
- Dayang Rindu, Cerita Rakyat yang Terlupakan
- "Showroom Sapi" di Lampung Tengah: Kemitraan Wujudkan Mimpi Parjono
- Van der Tuuk, Pahlawan Bahasa (Lampung) yang Dilupakan
- Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jamal D. Rahman: "Reaksinya Terlalu Berlebihan.."
- Gua Maria Padang Bulan, "Lourdes Van Lampung"
- Panjang, Dermaga Penyeberangan Pertama di Lampung
- Menjadi Pelatih Pelawak
- Pagar Dewa dan Cerita-Cerita Lain
- Sejarah Transmigrasi di Lampung: Mereka Datang dari Bagelen
- Saya Sudah Kembalikan Honor Puisi Esai dengan Permintaan Maaf
No comments: