Mas Alina Arifin/Teraslampung.com
Ketua Renlitbang AEKI Lampung Muchtar Lutfie, mengatakan penurunan ekspor itu disebabkan makin menipisnya stok kopi di gudang-gudang petani, kecuali di gudang eksportir besar. Para eksportir besar masih memiiki stok kopi ekspor, kata Muchtar, ,karena mereka masih harus memenuhi kontrak perdagangaan dengan pedagang diluar negeri.
"Penurunan ekspor kopi sebesar. 68,8 persen dikarenakan stok kopi sedikit digudang petani kecuali eksportir kopi besar yang masih harus memenuhi kontrak dengan pedagang diluar negeri ," kata Muchtar, Minggu (9/3).
Muchtar mengatakan sebenarnya dari awal tahun 2014 ini stok kopi sudah menipis. Sementara panen kopi baru dimulai pada Juni mendatang.
Menurut Muchtar saat ini banyak petani yang melepas kopi mereka untuk kebutuhan sehari-hari yang mendesak. Namun, kata dia, ada juga petani yang masih menyimpan kopi di gudang- gudang mereka jika harga yang ditawarkan tidak cocok.
“Bila harga yang ditawarkan tidak cocok,para petani akan menahan barangnya di gudang,” kata Muchtar.
Muchtar memprediksi panen raya kopi di Lampung tahun ini akan berlangsung pada Jul—Agustus 2014 dengan produksi kopi yang diprediksi menurun hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu.
“Kemungkinan besar produksinya menurun karenakan cuaca ekstrin dengan hujan yang cukup deras melanda kebun-kebun sentra kopi di Lampung. Hujan lebat menyababkan buah dan bunga rontok,” katanya.
Data yang dihimpun Teraslampung.com dari petani kopi di Liwa, Lampung Barat menunjukkan harga kopi saat ini mulai membaik. Sunyoto, seorang petani kopi di Lampung Barat, mengaku pada minggu pertama Maret 2014 harga kopi mencapai Rp20.000/kg sampai 21.000/kg sedangkan harga basis sekitar Rp22.500/kg.
Sementara itu ekspor kakao pada Februari 2014 berdasarkan data dari Dinas Koperindag Lampung mengalami kenaikan tajam sekitar 399,8 persen. Pada Februari tahun 2013 ekspor kakao hanya sekitar 254 ton dan naik tajam menjadi sebesar 1.269,69 ton pada Februari 2014.
No comments: