» » Delapan Jurus Mencegah Kanker

dr. Handrawan Nadesul

ANGKA kejadian kanker di dunia terus meningkat. Separo dari kasus meninggal dunia. Diperkirakan menjadi dua kali lipat pada 2030. Peran faktor genetik hanya 2-3 persen. Selebihnya faktor gaya hidup dan pola makan (cancer-associated lifestyle). Perokok, kurang gerak (sedentary life), dan belakangan kedapatan faktor menu kebarat-baratan (westernized diet) penyebab di posisi atas.

Ada 20-an jenis kanker yang banyak ditemukan. Kita mengenal jenis kanker atas pengaruh hormonal (hormone dependent) selain yang bukan. Untuk terkena kanker dikenal sejumlah faktor risiko, antara lain, usia lanjut; tembakau; cahaya matahari; radiasi ion; bahan kimia berbahaya; bakteri dan virus; hormon; riwayat kanker dalam keluarga; alkoholism; dan salah memilih menu harian.

Dari semua faktor pencetus kanker, hanya faktor genetik yang tidak bisa kita cegah. Namun, tidak berarti punya gen kanker harus menjadi kanker kalau semua faktor pencetus kanker berhasil kita singkirkan. Sebaliknya, yang tidak berbakat kanker, namun gaya hidupnya berisiko kena kanker, sama bakal bernasib kena kanker juga.

Sel kanker
Agar terproteksi terhadap ancaman kanker, kita perlu meniadakan semua faktor risiko. Segala yang berpotensi mengubah tabiat sel tubuh menjadi sel abnormal, harus kita singkirkan. Saya mengutipnya dari cara nelayan Okinawa di Jepang (Okinawa Program) bagaimana hidup sehat ternyata bisa menangkal kanker. Apakah saja itu?

1.Mengurangi asupan kalori. Kalori terbesar diperoleh dari karbohidrat. Karbohidrat diubah menjadi energi disertai oksidan (radikal bebas). Oleh karena faktor radikal bebas (free radical) besar perannya dalam mencetuskan kanker, maka radikal bebas yang terbentuk dalam tubuh harus ditekan minimal. Makin banyak asupan karbo, makin besar sampah radikal bebas tubuh produksi.

Radikal bebas tubuh dinetralisasi oleh antioksidan (antioxidant). Tubuh sendiri memproduksi antioksidan (endogen dan exogen). Namun antioksidan rata-rata tubuh orang sekarang sudah kewalahan melawan banjirnya radikal bebas dari segala penjuru lingkungan.
Orang sekarang memikul lebih berlimpah radikal bebas dari lingkungan, selain dari pilihan gaya hidup yang keliru. Itu maka rata-rata tubuh orang sekarang sudah keracunan radikal bebas.

Di dalam tubuh, radikal bebas merusak sel. Sel tubuh berubah sifat. Mengurangi asupan karbohidrat menjadi jurus paling beralasan untuk menekan terbentuknya radikal bebas yang berlebihan. Orang Okinawa di Jepang yang angka kankernya terendah di dunia, asupan karbohidrat hariannya 40 persen lebih rendah dari rata-rata orang Amerika. Menu berkalori lebih rendah, pilihan jenis menu kaya antioksidan, dan sumber makanan dikonsumsi secara utuh dengan proses yang minimal, pola makan seperti itu yang perlu kita tiru. Makan lebih sering tapi berat badan tidak bertambah.

2. Lima porsi buah dan sayur mayur. Tubuh memperoleh banyak vitamin-mineral selain fiber dari aneka buah dan sayur-mayur. Keduanya bersifat antioksidan selain mengandung flavonoid (plant-sterol) serta hormon nabati (phytosterol). Makin besar porsi buah dan sayur mayur dikonsumsi, makin tegar proteksi tubuh terhadap ancaman kanker.

3. Cukup asupan flavonoid. Besarnya peran zat flavonoid banyak didapat dari kacang kedelai, selain kacang-kacangan umumnya sebagai proteksi kanker. Ekstra bubur aneka kacang-kacangan dikonsumsi setiap sarapan, cara lain membentengi tubuh terdahap ancaman kanker.

4. Lemak sehat. Pilih lemak jenis yang menyehatkan atau lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid), seperti minyak zaitun, minyak canola selain omega-3. Lemak memberi sejumlah manfaat, khusus bersifat antioksidan juga.

5. Batasi yang terlampau manis perbanyak yang tinggi fiber. Semua yang terlalu manis tergolong tinggi indeks glikemiknya (glycemic index). Sawo, nangka, durian lebih tinggi indeks glikemiknya dibanding semangka dan jeruk.

6. Alkohol moderate. Minum alkohol bagi yang diperbolehkan asal tidak berlebihan selain menambah deras aliran darah, bersifat memproteksi tubuh terhadap kanker. Alkohol dengan takaran moderate (355 ml bir/148 ml wine/44 ml spirit per hari), dianjurkan.

7. Tipiskan gajih di badan. Orang gemuk lebih tebal lapisan gajih di bawah kulitnya. Kelebihan gajih jadi faktor pencetus kanker juga. Maka perlu ditipiskan dengan aktivitas fisik yang membakar lemak.

8. Rutin bergerak badan. Tidak harus berolahraga khusus, atau latihan kebugaran. Cukup berjalan kaki tergopoh-gopoh (brisk walking/endurance walking/aerobic walking) ala Copper. Lebih penting melakukannya secara rutin dan hindarkan latihan fisik berlebihan karena overtraining justru memproduksi lebih banyak radikal bebas tubuh.

Okinawa Program

Tak kurang dari 25 tahun dunia kedokteran belajar sehat dari nelayan Okinawa, dan menemukan Okinawa Program. Bahwa menu menyehatkan itu serupa menu nenek moyang kita, dan bukan menu kebarat-baratan. Bahwa kesehatan itu ada di dapur, bukan di restoran.

Selain perlu tepat pilihan menu, hendaknya pandai pula memilih bahan makanan. Sekarang makin banyak rekayasa genetik hasil ternak, budidaya buah dan sayur mayur yang tidak menyehatkan (GMO genetically modified organism). Makin banyak pula bahan kimia ditambahkan dalam industri makanan dan minuman. Makin berlimpah cemaran pada pertanian, selain kondisi lapisan tanah bumi yang kaya akan zat hara (topsoil) sudah hanyut ke danau dan laut. Kualitas hasil pertanian dunia sudah tak semutu panen sekian dasawarsa lalu. Belum lagi cemaran hormon dalam industri peternakan, pemakaian pestisida, kimia pengawet, penyegar buah, pengawet sayur, daging, dan ikan. Kualitas bahan makanan orang sekarang kelewat banyak yang tercemar kimiawi selain substandard.

Sekarang makin banyak saja yang bersifat mencetuskan kanker (carcinogenic). Udara yang kita hirup, makanan dan minuman yang kita konsumsi, obat dan jamu, menambah banjir radikal bebas dalam tubuh. Tubuh orang sekarang sudah kebanjiran tumpukan racun radikal bebas selain carcinogen yang berpotensi mencetuskan terjadinya kanker.

Kita makin sukar mengelak dari ancaman kanker karena tidak mudah membebaskan diri ketika bumi sudah demikian tercemar oleh aneka ragam polutan berbahaya, selain tubuh sukar memilih menu harian yang masih bersesuaian dengan kodratnya.

Sikap kita seberapa bisa memilih yang lebih menyehatkan, walau kita tidak selalu bisa sepenuhnya terbebas dari semua unsur yang tidak menyehatkan itu. Kendati sudah memilih bahan makanan organik, bagaimana mungkin masih bisa menghindar dari polusi udara harian, dari air minum yang sudah tercemar macam-macam logam dan mineral berbahaya, termasuk dari kecap, camilan, kedelai, buah, daging, dan sayur impor yang sudah direkayasa genetik selain dibubuhi bahan kimia juga. ***

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply