Pada 27 Agustus 1883, Gunung Krakatau meletus. Konon, dari sejumlah sumber, daya ledaknya ratusan hingga ribuan kali lipat dari daya ledak bom atom yang melantakkan Hiroshima. Letusannya terdengar hingga ribuan mil, disusul gempa dan tsunami, menelan korban sekitar 36 ribu jiwa. Dampak letusan yang sungguh dahsyat itu, membuat mata dunia tertuju ke Selat Sunda.
Lebih seabad kemudian, Lampung menghelat Festival Krakatau, semacam legitimasi bahwa Krakatau adalah bagian Provinsi Lampung. Beragam acara di gelar; selain bertujuan menarik wisatawan domestik dan mancanegara agar mengunjungi Krakatau, juga menikmati khasanah seni budaya Lampung. Tahun ini, untuk ke sekian kalinya FK digelar. Penyelenggara FK tentu merasa kegiatan ini selalu sukses. Sementara sejumlah kalangan mengkritisi even itu stagnan, cenderung seremonial belaka, dan kualitasnya merosot dari tahun ke tahun.
Berikut film dokumentasi letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kopi Pagi
Social Icons
Popular Posts
- Dayang Rindu, Cerita Rakyat yang Terlupakan
- "Showroom Sapi" di Lampung Tengah: Kemitraan Wujudkan Mimpi Parjono
- Van der Tuuk, Pahlawan Bahasa (Lampung) yang Dilupakan
- Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jamal D. Rahman: "Reaksinya Terlalu Berlebihan.."
- Gua Maria Padang Bulan, "Lourdes Van Lampung"
- Panjang, Dermaga Penyeberangan Pertama di Lampung
- Menjadi Pelatih Pelawak
- Pagar Dewa dan Cerita-Cerita Lain
- Sejarah Transmigrasi di Lampung: Mereka Datang dari Bagelen
- Saya Sudah Kembalikan Honor Puisi Esai dengan Permintaan Maaf
No comments: