"Jadikan cinta untuk menyapa yang papa. Jubah dan baju kebesaranmu akan kehilangan kebesarannya kalau yang kautunjukkan cuma retorika. Apalah guna retorika dan petikan baris-baris ayat yang melesat dari mulutmu kalau yang kauperlihatkan hanya otot dan kekerasan.
Kata-kata bijakmu yang kauracik dengan doa-doa itu akan menjelma tuba manakala yang kaupertontonkan cuma adegan nista. Sejuta kata mutiara yang kausulam dengan doa akan hampa kalau tidak mewujud dalam tindakan nyata. Berderet-deret kata bestari yang kauramu dengan ayat-ayat kitab suci akan mati suri kalau tak meresap di hati dan tak menjelma perilaku terpuji." (Sunu Wasoso, dosen FIB UI, Kamis, 14/2/2014)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kopi Pagi
Social Icons
Popular Posts
- Dayang Rindu, Cerita Rakyat yang Terlupakan
- "Showroom Sapi" di Lampung Tengah: Kemitraan Wujudkan Mimpi Parjono
- Van der Tuuk, Pahlawan Bahasa (Lampung) yang Dilupakan
- Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jamal D. Rahman: "Reaksinya Terlalu Berlebihan.."
- Gua Maria Padang Bulan, "Lourdes Van Lampung"
- Panjang, Dermaga Penyeberangan Pertama di Lampung
- Menjadi Pelatih Pelawak
- Pagar Dewa dan Cerita-Cerita Lain
- Sejarah Transmigrasi di Lampung: Mereka Datang dari Bagelen
- Saya Sudah Kembalikan Honor Puisi Esai dengan Permintaan Maaf
No comments: