Isbedy Stiawan ZS/Teraslampung.com
Film "Hiwang" produksi Dewan Kesenian Lampung diluncurkan di di Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Rabu (26/02) pukul 15.00. Peluncuran film bermuatan lokal itu ditandai dengan pemutaran film yang ditonton oleh kalangan seniman dan masyarakat umum.
Film berdurasi 45 menit ini didukung Pemerintah Provinsi Lampung dan para pemain lokal, di antaranya Dedi Guswinto, Natasya Aldiba, Hermansyah GA. Syafariah Widianti.
Hadir pada pemutaran perdana antara lain Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Kadis Kebudyaaan dan Pariwisata Lampung Herlina Warganegara, Kepala Taman Budaya Lampung Yusup Rusman, Direktur dan sutradara Teater Satu Iswadi Pratama, sastrawan Syaiful Irba Tanpaka.
Ch Sapto Wibowo, sekretaris umum DKL mewakili Ketua Umum DKL Syafariah Widianti mengatakan, "Hiwang" adalah film pertama yang 80 persen menggunakan bahasa ibu, yakni Lampumg.
"Hiwang" dalam bahasa Lampung adalah sedih, mengangkat kehidupan manusia yang ada di pulau kecil dan asing. Film ini didukung lebih dari 20 pemain dari anak-anak hingga dewasa. Fillm ini juga berisi potret Lampung, baik keindahan pantai, alam, maupun masyarakatnya.
Dede Safara Wijaya , alumnus sinematografi IKJ yang menyutradarai film ini,mengatakan film berlatar budaya Lampung, lokalitas alam, budaya, dan sosial manusia Lampung ini bisa menjadi cermin bagi semua kalangan di Lampung.
"Lokalitas menjadi penting di tengah zaman modern yang terkadang membuat manusia melupakan nilai-nilai yang menjadi bagian dari dirinya," kata Dede.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kopi Pagi
Social Icons
Popular Posts
- Dayang Rindu, Cerita Rakyat yang Terlupakan
- "Showroom Sapi" di Lampung Tengah: Kemitraan Wujudkan Mimpi Parjono
- Van der Tuuk, Pahlawan Bahasa (Lampung) yang Dilupakan
- Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jamal D. Rahman: "Reaksinya Terlalu Berlebihan.."
- Gua Maria Padang Bulan, "Lourdes Van Lampung"
- Panjang, Dermaga Penyeberangan Pertama di Lampung
- Menjadi Pelatih Pelawak
- Pagar Dewa dan Cerita-Cerita Lain
- Sejarah Transmigrasi di Lampung: Mereka Datang dari Bagelen
- Saya Sudah Kembalikan Honor Puisi Esai dengan Permintaan Maaf
No comments: