Ilham Malik IB, S.T. M.T.
Gunung Kelud meletus. Tentu saja segala persiapan penanganan kebencanaan telah disiapkan. Meskipun masih ada celah kelemahan disana-sini, namun setidaknya tidak ada korban langsung dari meletusnya Gunung Kelud. Tentu ini kita syukuri sebab sikap antisipasi menjadi hal yang sangat penting agar tidak klabakan pada saat peristiwa terjadi.
Untungnya, aparat pemerintah dan kelompok masyarakat sudah berpengalaman menangani bencana di seluruh nusantara. Mulai gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung berapi bahkan tsunami, telah dilewati dan korbannya ditangani secara optimal. Jika belajar dari kasus demi kasus, seharusnya memang penanganan yang dilakukan pada bencana paling terbaru ini, sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Namun selain penanganan korban bencana alam ini, yang dilakukan pada masyarakat sekitar, hal yang sayangnya luput dari dugaan adalah adanya kemungkinan bencana di Kelud ini melanda daerah lain. Itupun dalam radius yang sedemikian jauhnya. Sayangnya antisipasi ini memang sulit untuk dilakukan. Itulah sebabnya, pada saat ini semua terjadi, ketika letusan Gunung Kelud terjadi, perhatian kita adalah pada penanganan kebencanaan di sekitar Gunung Kelud di Jawa Timur ini. Dan ternyata, ketika Kelud Meletus, beberapa kota di provinsi lain sebut saja Madiun, Yogyakarta, Bandung, Klaten, dipenuhi oleh debu vulkanik. Masyarakat disana tentu saja menjadi kalabakan menyikapi hal ini.
Sektor transportasi juga terpukul akibat bencana gunung meletus. Akibat debu vulkanik hadir dimana-mana, untuk sektor angkutan udara jangankan penerbangan, proses pendaratan dan take off pun menjadi tidak bisa dilakukan. Debu yang ada di udara telah mengurangi jarak pandang. Sementara di daratan, debu vulkanik memenuhi landasan. Badan pesawat pun menjadi penuh dengan debu. Dibutuhkan penanganan ekstra untuk menormalkan kembali sektor penerbangan di kota-kota yang saya sebutkan tadi. Dan tentu saja ada banyak masyarakat yang menjadi penumpang yang turut merasakan dampak kejadian yang lokasinya sedemikian jauh dari lokasi dimana mereka berada.
Jadwal penerbangan menjadi sangat terganggu. Beberapa jadwal penerbangan terpaksa dibatalkan. Pemerintah telah mengingatkan seluruh maskapai agar seluruh uang tiket penumpang dikembalikan secara utuh. Sebab letak kesalahannya bukan pada penumpang dan juga bukan pada maskapai. Sehingga dalam situasi semacam ini semuanya harus berlaku adil agar tidak timbul persoalan baru. Dan hal ini, jika kita ikuti pemberitaan yang ada, seluruh maskpai menjanjikan mengembalikan uang penumpang secara utuh. Kecuali bagi yang ingin melakukan penerbangan di jadwal lain.
Dunia penerbangan memang sangat rentan terganggu oleh bencana alam. Apalagi terkait dengan gunung berapi. Selain gunung berapi, penerbangan juga bisa terganggu secara fatal akibat asap kebakaran hutan. Dunia penerbangan memang harus terus menerus mencari cara agar tidak mudah terganggu oleh hal-hal semacam ini. Sebab, ketika bencana semacam itu terjadilah peranan maskapai penerbangan menjadi sangat penting untuk memobilisasi penduduk dari tempat bencana ke lokasi pengungsian secara cepat.
Karena tidak semua wilayah terlayani oleh penerbangan, tempat duduk KA juga sudah penuh oleh pesanan penumpang dari lokasi bencana. Rata-rata mereka ingin mengungsi ke daerah Jawa Tengah sebab bisa dikatakan lokasinya memang dipenuhi oleh debu juga namun lebih aman karena jaraknya jauh. Sebab baru-baru ini ada berita tentang bahaya letusan Gunung Kelud yang bisa menimbulkan persoalan serius bagi daerah yang berada dalam radius kurang dari 15 kilometer. Sehingga harus ada langkah cepat dari masyarakat sendiri selain dukungan pemerintah, untuk sesegera mungkin menjauhi lokasi bencana.
KA yang memang tidak menyediaan tempat duduk ekstra, tentu saja menjadi kewalahan melayani pesanan penumpang yang hendak menjauhi lokasi bencana. Dan ini kembali menunjukkan betapa sektor transportasi menjadi sangat penting untuk dijamin lancar dan aman agar menjadi tumpuan penting bagi masyarakat ketika terjadi sesuatu atau adanya ancaman tertentu terhadap keselamatan mereka.
Lalu lintas diberbagai kota pun terganggu karena jalanan dipenuhi dengan debu sehingga kecepatan laju kendaraan harus berkurang. Kemacetan terjadi dimana-mana. Bagi sebagian masyarakat, mereka memilih untuk tinggal di rumah, untuk berja-jaga, itu merupakan langkah yang tepat. Namun bagi mereka yang telah terjebak kemacetan, maka melaju lambat di jalur cepat menjadi hal yang sangat menyiksa. Lalu lintas jalan raya juga memang mudah sekali terganggu kecuali melalui penanganan-penanganan tertentu.
Ketika Gunung Kelud meletus, memang menimbulkan kekalutan yang tidak ringan. Berbagai lapisan masyarakat di hampir semua daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat terimbas oleh letusan Gunung Kelud ini. Ke depan, memang harus ada simulasi ekstrim yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengantipasi ketika ada bencana terjadi di suatu tempat, kelancaran transportasi harus terjamin. Apapun kebutuhan pergerakan pada saat itu harus tersedia secara memadai. Jika tidak, maka korban akan meningkat. Padahal satu nyawa manusia pun harus di tolong jika memang ditemukan kasus semacam itu. Tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Mudah-mudahan sektor transportasi dapat kembali berjalan normal. Kerusakan jalan dapat cepat diperbaiki. Lumpur debu vulkanik juga dapat segera dihilangkan dari badan jalan dan landasan agar tidak beterbangan ketika dilintasi kendaraan yang dapat mengancam kesehatan masyarakat. Dan seterusnya.
Kita berharap, ada banyak pelajaran yang bisa diperoleh dari terjadinya peristiwa ini.
No comments: