» » » » Bersenang-senang Dahulu, Bersakit-sakit Kemudian

Indrawan Rahardja

Anda mungkin menyangka terjadi salah penulisan judul di atas dalam mengutip peribahasa. Bukankah yang benar harusnya “Bersakit-sakit dahulu, Bersenang-senang kemudian" ?  Memang kalau bicara mengenai peribahasa, maka judul di atas tidak tepat, namun bila bicara soal perilaku kebanyakan masyarakat di Indonesia saat ini, maka pernyataan di atas yang lebih tepat terjadi.

Ingin bukti ? Ayo coba kita lihat pesan singkat di telepon selular kita, atau lihat brosur dari kebanyakan perbankan yang menawarkan fasilitas kemudahan. Kemudahan ? Ya, kemudahan untuk mendapatkan fasilitas kredit tunai tanpa anggunan dengan bunga ‘kecil’ perbulannya, atau penawaran untuk menggunakan kartu kredit anda untuk mendapatkan angsuran 0% sampai 12-24 bulan. Pesan ini bisa kita temui 5 kali dan bahkan lebih dalam seharinya.

Mari kita bahas satu persatu. Secara logika, bila suatu institusi ingin memberikan uang kepada Anda maka tentu si pemberi pinjaman tidak ingin menanggung risiko kerugian bila Anda tidak bisa mengembalikan pinjamannya, karenanya pemberi pinjaman akan meminta jaminan. Nah, bagaimana kalau pemberi pinjaman tidak meminta jaminan ? Sudah pasti bunga yang dikenakan lebih tinggi dari pinjaman biasa. Loh, kalau begitu bagaimana dengan pernyataan bunganya kecil? Hal itu karena yang diperbandingkan adalah bunga pinjaman tanpa anggunan yang saat ini berkisar di 1% perbulan dengan bunga kartu kredit yang berkisar di 2.5–3 % perbulan. Tahukah Anda, berapa yang sebenarnya Anda bayar ? Bunga 1% perbulan itu setara dengan 12.68% setahun dan 2.5–3% sebulan itu setara dengan 34.49-42.58% setahunnya. Nah, kalau sudah seperti ini, apakah Anda masih menyebut bunganya kecil ?

Lalu bagaimana dengan angsuran 0% dari kartu kredit ? Pertama-tama harus disadari bahwa angsuran yang diberikan biasanya berpatokan pada harga standar, dengan kata lain, bila kita memilih untuk membayar secara tunai, maka kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Selanjutnya apakah untuk kartu kredit yang gunakan, iuran tahunannya harus Anda bayar ? 

Biasanya program bebas iuran tahunan hanya diberlakukan untuk tahun pertama, selanjutnya Anda harus membayar sejumlah tertentu sesuai dengan tipe kartu yang Anda miliki. Sehingga harus Anda sadari, bahwa dengan membeli suatu barang dengan menggunakan angsuran 12 bulan atau lebih, Anda akan dipaksa untuk memperpanjang kartu kredit Anda, sehingga iuran tahunan harus dibayar. Lebih lanjut, apakah Anda termasuk tipe nasabah yang selalu membayar penuh semua tagihan setiap bulannya ? Bila bukan, maka Anda akan dibebani dengan bunga kartu kredit yang perhitungannya sudah dijelaskan di atas.

Dari penjelasan ini, maka dapat disebut Anda menikmati kesenangan memiliki barang, namun dibarengi dengan kewajiban sesudahnya. Nah, kalau begitu, bukankan pernyataan “Bersenang-senang dahulu, bersakit-sakit kemudian” ada benarnya ? Lalu bagaimana kita harus menyikapinya ?

Untuk menentukan apakah suatu barang harus kita beli, coba Anda jawab pertanyaan berikut : 
  • Apakah ini kebutuhan atau keinginan ?
  • Apakah harus sekarang atau bisa ditunda ?
  • Apakah harganya sesuai budget dan terjangkau atau bisa didapatkan di tempat lain ?


Dengan menjawab pertanyaan di atas, kita dapat menentukan prioritas barang mana yang harus kita beli. Di sisi lain bila kita mau mengikuti peribahasa, maka untuk membeli suatu barang sebaiknya dilakukan dengan cara ‘Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian’. Caranya adalah dengan menentukan barang yang ingin dibeli, lalu dilakukan penyisihan sejumlah uang tertentu dari penghasilan Anda. Pada saat uang yang terkumpul sudah mencukupi maka Anda bisa membeli barang tersebut dan saya yakin perasaan Anda pada saat membeli dan menggunakannya akan jauh lebih tenang dan senang. 

Lalu di mana kita mengumpulkan uang kita ? Kebanyakan orang mungkin berpikir tabungan. Benar untuk tujuan jangka waktu pendek, hal ini bisa dilakukan dan sebaiknya Anda mempunyai tabungan terpisah untuk maksud ini. Namun untuk jangka waktu yang lebih panjang, mengumpulkan dana di tabungan bukan merupakan pilihan yang bijaksana, karena harus diingat harga barang cenderung mengalami kenaikan yang biasa dikenal dengan istilah inflasi. Kalau begitu apa yang bisa kita lakukan ? Untuk jangka waktunya lebih panjang, Anda harus berinvestasi. Salah satu kendaraan investasi yang bisa digunakan adalah reksa dana.

Apa itu reksa dana ? Reksa dana adalah kendaraan untuk berinvestasi ke pasar modal. Imbal hasil yang diperoleh dari reksa dana ini dalam jangka panjang berpotensi untuk dapat mengalahkan inflasi. Artinya uang yang kita sisihkan melalui reksa dana bisa mengimbangi kenaikan harga barang yang ingin dibeli akibat inflasi dan tidak seperti jenis investasi lainnya, Anda bisa berinvestasi di reksa dana meskipun hanya bisa menyisihkan uang sebesar Lima ratus ribu rupiah saja.

Maka bila ingin membeli barang dengan perasaan senang, mulailah dengan membentuk perilaku yang baik. Selamat berinvestasi. 

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply