Ilustrasi jalan tol di atas laut. |
“Kementerian BUMN akan segera melakukan tender. Kami masih diskusi apakah kereta cepat Jakarta-Surabaya diintegrasikan dengan tol atau tidak, keputusan akhirnya nanti dari uji kelayakan. Satu-dua hari ke depan tender dibuka," ujar Menteri BUMN, Dahlan Iskan, di Jakarta, Jumat (8/11).
Dahlan mengakui pengerjaan megaproyek masih belum mendapatkan izin dari pemerintah. Namun, pihaknya bekukuh tetap menjalankan uji kelayakan tersebut. Pengurusan izin nantinya akan diurus setelah uji kelayakan selesai.
Sebanyak 19 perusahaan BUMN yang tergabung dalam konsorsium pembangunan megaproyek ini akan diperbolehkan untuk ikut tender uji kelayakan. Awalnya, dari 19 perusahaan tersebut hanya PT Jasa Marga saja yang diizinkan.
“Namun melalui tender terbuka, semua perusahaan boleh mencoba,” ujar Dahlan.
Sejumlah perusahaan BUMN telah menandatangani studi kelayakan proyek pembangunan jalan tol diatas laut Jakarta-Surabaya yang rencananya akan dibangun sepanjang 800 kilometer.
Mereka adalah PT Wika, PT Hutama Karya, PT Isana Karya, PT Brantas, Bank Mandiri, BRI, BNI,BTN, PT Semen Indonesia, PT Krakatau Steel, Pelindo II, Pelindo III, Taspen, Jamsostek, PT Jasa Marga dan PT Wijaya Karya.
Saat ini pemerintah juga sudah membangun jalan tol atas laut yang menghubungkan Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa di Bali. Tol senilai Rp 2,4 triliun dan panjang 12,7 km ini mempunyai simpang susun itu dibiayai yang berlokasi di atas laut Bali.
Biaya investasi jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Rp 2,4 triliun ini tidak menggunakan biaya APBN. Jalan Tol Nusa Dua Bali murni dibiayai oleh dana perusahaan dan pinjaman korporasi dalam negeri.
Jika jalan tol di atas laut Jakarta—Surabaya jadi, maka kemacetan arus lalu lintas di jalan darat Jakarta-Jabar-Jateng-Jatim bisa diatasi. Selama ini di ruas jalan utama yang menghubungkan daerah-daerah di Pulau Jawa itu banyak kantung macet. (Arf/WS)
No comments: