Oleh: Ir. Elka Irianta*
Masjid Taqwa Kota Metro (teraslampung/oshn) |
Metro. Itulah nama yang menjadi sebutan daerah kolonis yang dibuka oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menindaklanjuti program produksi pangan setelah Bendungan Argo Guruh dibangun pada (1934 Pembangunan Bendungan Argo Guruh merupakan sebagaian program pemerintah Belanda untuk mendatangkan pekerja dari Jawa untuk membangun lumbung pangan bagi Belanda di Lampung.
Metro berasal dari kata ‘metrem’ yang berarti pusat. Dalam hal ini berarti pusat atau titik pertumbuhan ekonomi region Karisidenan Sukadana. Sebagai pusat pertumbuhan, Metro didukung oleh rencana pembangunan bedeng-bedeng yang dimulai dari Bedeng 1 hingga Bedeng 58.
Sebagai pusat ekonomi maupun pusat pemerintahan, selain membangun bedeng-bedeng pemerintah Belanda juga menyiapkan tanah yang cukup luas. Pemerintah Belanda juga membangun beberapa fasilitas umum. Peninggalannya yang masih bisa ditelusuri jejaknya antara lain bangunan yang sekarang menjadi Kantor Polres Metro, gedung Gereja Santa Maria sampai Rumah Sakit Ahmad Yani. Selanjutnya memanjang ke arah barat Lapangan Samber dan Pasar Kopindo, Cendrawasih. Keberadaan fasilitas umum tersebut sampai sekarang sebagian besar masih milik pemerintah, walaupun ada beberapa yang sudah beralih menjadi milik pribadi.
Fasilitas yang biasa di bangun dan disiapkan oleh pemerintah Belanda antara lain, sarana ibadah masjid, gereja, rumah sakit, kantor pos, pasar dan kantor pemerintahan. Pemerintah Belanda sudah memperhitungkan daerah yang dibangun dan akan menjadi pusat pertumbuhan dan pemerintahan akan disiapkan fasilitas umum yang luas lebih luas dari daerah lain sebagai penyangga. Sebagai contoh wilayah Trimurjo, fasilitas umumnya tidak jauh berbeda dengan wilayah Batanghari atau Sekampung. Namun, Metro sebagai pusat ekonomi maupun pemerintahan disiapkan fasilitas umum yang lebih luas agar perkembangan kedepan tidak terhambat.
“Land Mark” Metro
Pada masa awal Metro, dibangunlah Kantor Pos, Gereja Santa Maria, Masjid Taqwa dan Tugu Meterm serta alun-alun (sekarang Lapangan Merdeka) serta pasar. Semua itu menandakan Metro sebagai “pusat” pertumbuhan daerah baru yang membanggakan warganya . Sebagai bentuk kebanggaan, upaya untuk memelihara, memperbaiki bahkan membangun kembali akan didukung oleh masyarakat, dengan berbagai alasan agar bangunan monumental tersebut masih selalu berdiri dan makin baik.
Pemerintah Kota Metro pada tahun 2013 ini, telah mempersiapkan membangun atau merehabilitasi sejumlah bangunan yang menjadi land mark Kota Metro. Antara lain adalah Tugu Metrem dan Masjid Taqwa. Pembangunan Tugu Metrem dan rehabilitasi Masjid Taqwa dimaksudkan agar bangunan tersebut dapat menjadi bagian pembangunan budaya yang ada di Kota Metro.
Secara kebahasaan land mark berarti (1) penunjuk, penanda, tengara (2) sesuatu yang mudah dilihat atau dikenal, (3) hal yang menonjol, (4) kejadian/peristiwa penting. Bagi warga sebuah kota, land mark bisa bermakna bangunan bersejarah yang dapat dibanggakan oleh masyarakat. Land mark dapat pula dianggap sebuah cirri suatu daerah. Contoh Singapura mempunyai Patung Merlion, Paris mempunyai Menara Eifel.
Indonesia yang merupakan bekas jajahan Belanda telah diwarnai dengan beberapa peninggalan yang dibangun bangunan bersejarah. Sebagai contoh, di Tanjungkarang,Bandarlampung, pemerintah Belanda membangun Kantor Pos di Jalan Kota Raja yang dianggap titik nol untuk Lampung. Kota-kota di Jawa selalu dicirikan adanya alun-alun, masjid yang megah atau Kantor pos atau Gereja yang berdekatan. Demikian juga Metro.
1. Tugu Metrem
Tugu Metrem yang pada masa lampau didirikan di depan Kantor Bappeda. Namun, karena ternyata selalu menimbulkan kesemrawutan, maka bangunan itu dirobohkan. Sekarang Pemerintah Kota Metro akan kembali membangun Tugu Metrem sebagai bentuk apresiasi pemerintah dan masyarakat terhadap para pendahulu yang menjadikan Metro sebagai pusat kota dan pusat pertumbuhan ekonomi. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi selalu mempercepat pertambahan penduduk dan tumbuhnya pasar. Pembangunan pasar baru dan pertokoan, menjadikan Metro sebagai kota besar.
Tugu Metrem akan dibangun di Lapangan Merdeka dengan dana kurang lebih sebesar Rp 2miliar. Direncanakan Tugu Metrem akan menjadi land mark Kota Metro yang dapat dijadikan sebuah kebanggaan di Kota Metro.
Sebagai sebuah kebanggaan tentu saja akan menjadikan magnet bagi masyarakat untuk melihat dan pada akhirnya timbul kegiatan ekonomi kreatif dengan memanfaatkan kesukaan masyarakat Indonesia dalam berbelanja membawakan oleh-oleh bagi keluarga yang di rumah.
Saat ini di lokasi rencana Tugu Metrem yaitu yang dikenal dengan Lapangan Merdeka telah berubah menjadi tempat yang layak dikunjungi warga kota pada sore dan malam hari. Di tempat tersebut terdapat aneka permainan anak dan berbagai makanan ringan dan minuman serta cukup banyak warga yang melepas lelah dan menikmati waktu malam di Kota Metro. Kegiatan tersebut akan bertambah semarak apabila Tugu Meterm sudah dibangun.
2. Masjid Taqwa
Masjid Taqwa merupakan masjid kebanggaan masyarakat Kota Metro.Masjid tersebut juga termasuk lark mark bagi Kota Metro. Masjid Taqwa sejak didirikan sudah direhab beberapa kali, sehingga menjadi masjid yang besar megah sampai saat ini.
Masjid Taqwa yang berdiri cukup megah di tengah kota kini dirasakan sudah tidak mampu lagi menampung warga untuk beribadah, terutama pada saat ibadah Hari Raya maupun sholat Jumat. Untuk mengatasi masalah itu sekaligus untuk melestarikan Masjid Taqwa sebagai land mark, maka pada 2013 Pemkot Metro akan merebahilitasi masjis tersebut.
Rencananya Masjid Taqa akan diperluas dengan cara membangun masjid menjadi 2 lantai. Upaya rehabilitasi Masjid Taqwa diperkirakan akan menelan biaya 18 miliar.Rehabilitasi masih tetap mempertahankan bentuk kubah dan menara. Penambahan pada rehab ini adalah menambah kubah kecil di sudut-sudut sebanyak lima kubah kecil, dan menambah tempat wudlu pada sisi kiri dan kanan.
3. Islamic Center
Untuk melengkapi Masjid Taqwa sebagai tempat atau pusat kajian Agama Islam di Kota Metro, pada Tahun 2013 ini, akan dibangun Islamic Center. Islamic Center tersebut akan berfungsi sebagai asrama haji, yang pada saat musim haji akan berfungsi sebagai asrama. Sementara pada saat lain dapat difungsikan untuk keperluan lain, untuk mendukung kegiatan pemerintah Kota Metro.
Pembangunan Islamic Center berlokasi di Eks SMPN I, diperkirakan akan menelan biaya kurang lebih Rp9 miliar.***
*Kabid Fisik Bappeda Kota Metro
No comments: